2.1 KLASIFIKASI BIAYA
A.
BIAYA TOTAL
Secara umum, biaya biaya produksi dibagi dua, yaitu biaya
langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung ini dibagi lagi menjadi
dua yaitu, biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. Sedangkan, biaya
total diklasifikasimenjaditiga, yaitu :
1.
Biaya
Tetap Total, merupakan biaya yang konstan sekali pun
jumlah output berubah. Biaya tetap total misalnya :biaya sewa dan asuransi.
2.
Biaya
Variabel Total, merupakan biaya yang berubah pada saat
terjadinya perubahan jumlah output. Dengan kata lain, biaya variable berbanding
lurus dengan jumlah output. Biaya variabel total misalnya :upah karyawan, biaya
pembelian bahan mentah, dan lain sebaginya.
3.
Biaya
Total,merupakan biaya yang dihasilkan dari penjumlahan
biaya tetap dengan biaya variabel. Formula biaya tetap dapat dilihat dari
persamaanberikut
B.
BIAYA RATA - RATA
Biaya rata - rata diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1.
Biaya
Tetap Rata - Rata, merupakan biaya untuk satuan produk yang
bersifat tetap/ konstan. Formula dari biaya tetap rata - rata dapat dilihat
pada persamaan berikut
2.
Biaya
Variabel Rata - Rata, merupakan biaya untuk satuan produk
yang bersifat berubah - ubah. Formula dari biaya variabel rata - rata dapat
dilihat dari persamaan berikut
Kurva
biaya variabel rata - rata berbentuk U, dimana titik terendah dinamakan Shut
Down Point atau titik tutup usaha.
3.
Biaya
Rata - Rata, merupakan biaya total per satuan output.
Formula biaya tetap dapat dilihat dari persamaan berikut
C.
BIAYA MENURUT WAKTU
Menurut waktu pengakuannya, biaya diklasifikasikan
menjadi dua,
yaitu :
1.
Biaya
Produk, merupakan biaya yang timbul pada saat pembuatan
produk.
2.
Biaya
Periode, merupakan biaya pada suatu periode tertentu diluar
biaya pembuatan.
2.2 TITIK IMPAS (BREAK - EVEN POINT)
Break event point adalah suatu
keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun
rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk,
perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan.
Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka
dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa
penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan.
Dalam
analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1.
Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.
Struktur
biaya tetap dan variable
3.
Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi
biaya tetap
4.
Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas
dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Dengan
menghitung BEP, perusahaan dapat mengetahui harga jual minimal agar perusahaan
tidak mengalami kerugian. Dari pernyataan ini, formula BEP dapat dinyatakan
sebagai berikut
2.3 KURVA PEMBELAJARAN (LEARNING CURVE)
Jika anda mengerjakan sesuatu, tentunya waktu yang
dibutuhkan pada saat pertama kali bekerja akan lebih lama daripada pekerjaan
yang dilakukan kedua kalinya, atau bahkan ketiga, keempat dan seterusnya.
Dengan pengulangan maka waktu yang dibutuhkan akan lebih singkat dan akan
menuju ke arah perbaikan. Fenomena inilah yang disebut dengan kurva
pembelajaran (learning curve). Ketika perusahaan telah memiliki
pengalaman memproduksi sebuah produk, rata-rata biaya produksi produk tersebut
cenderung semakin rendah. Dalam kurva pembelajaran, ditunjukkan mengenai
semakin rendahnya rata - rata biaya input saat melakukan produksi dan semakin
tingginya jumlah output total secara kumulatif sepanjang waktu.
Formula untuk kurva
pembelajaran dinyatakan dalam persamaan berikut.
Keterangan :
C = biaya input rata - rata pada output Q
a = biaya rata - rata unit produk pertama
b =bernilai negative karena penurunan
pada rata - rata biaya input seiring peningkatan pada output total secara
kumulatif
Biaya input rata - rata akan semakin cepat menurun bila
nilai absolut b semakin besar. Dengan mencari logaritma dari persamaan di atas,
maka didapat
ESTIMASI
EMPIRIS FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK
Ekstrapolasi Sederhana
Ekstrapolasi memiliki arti menghubungkan
nilai - nilai dengan titik - titik yang berada di luar kisaran yang ditunjukkan oleh
data dasar yang telah
dimiliki,
dengan cara memproyeksikan berdasarkan pola hubungan yang terlihat dalam data
tersebut.
Metode sederhana ini
mengekstraspolasikan tingkat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat
ini kepada tingkat-taingkatan output yang lainnya. Jika hanya memiliki satu
observasi output maka antisipasi yang terjadi adalah diminishing return dibuat melauli pertimbangan naluriah, intuisi
maupun pengalaman. Atau sebaliknya, pembuat keputusan beranggapan output yang
menikat membuat biaya marginal cenderung menurun, atau bisa dikatakan biaya
marginal tidak mungkin mnaik maupun turun, dan akan menghasilkan penafsiran
bahwa biaya marginal konstan. Ada kemungkinan pendekatan terbaik untuk
memecahkan masalah dengan mengasumsikan biaya marginal konstan untuk tujuan
ekstrapolasi serta meneliti sensitivitas keputusan yang telah dibuat
berdasarkan asumsi tersebut.
Analisis Gradien
Tingkat perubahan pada TC dalam
interval output tertentu disebut sebagai gradien kurva TC
(Total Cost). Gradien dari TC dihitung :
Gradien pada TC atau TVC
dikatakan tidak sama dengan MC karena MC menunjukkan perubahan TC yang
diakibatkan
hanya pada perubahan satu unit output. Sedangkan dalam prakteknya, output
berubah dengan adanya loncatan yang tidak teratur, sehingga gradien harus
dihitung dengan perubahan interval-interval yang lebih besar dari satu unit.
Gradien ini menimbulkan penafsiran MC pada kisaran di tingkatan output ertentu.
Analisis Regresi Data Runtut Waktu
Misalkan
jumlah
observasi data pada
biaya output
yang lebih banyak, akan
didapatkkan dengan menggunakan metode analisi regresi data runtun waktu untuk, dimana menaksir
hubungan diantara biaya
dengan tingkat output tertentu akan memperoleh suatu penaksir MC. Namun, pada penggunaan
metode ini terkadang dapat
menimbulkan
masalah seperti selama periode
observasi,
jika beberapa faktor mengalami perubahan maka yang dihasil dari
analisis regresi akan kurang dapat dipercaya. Dan untuk menghindari hal tersebut data biaya
harus dideflasikan dengan sebuah
indeks yang tepat dan unsur waktu harus dimasukkan sebagai variabel bebas dalam
persamaan regresi yang akan diestimasi
ESTIMASI
BIAYA JANGKA PANJANG
Dalam mengestimasi
kurva biaya jangka panjang terdapat beberapa kesulitan dibandingkan dengan
kurva biaya jangka pendek. Menentukan skala pabrik terbaik yang dibangun oleh
perusahaan merupakan tujuan dari estimasi kurva biaya jangka panjang, selain
itu perusahaan bisa meminimumkan biaya dari tingkat output yang diharapkan
dalam waktu jangka panjang. Dalam teorinya, kurva biaya jangka panjang dapat
diestimasikan melalui analisi regresi dengan dengan menggunakan data deret
waktu maupun data lintas bagian. Di dalam dunia nyata, data deret waktu
digunakan malah untuk mengestimasikan fungsi biaya jangka panjang karena dalam
observasi periodenya harus lama agar perusahaan mendapatkan kasempatan untuk
mengubah skala pabrik beberapa kali. Namun hal ini juga menimbulkan hal-hal
lain seperti perubahan jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan dan
teknologi yang dimafaatkan untuk membuat estimasi yang akurat atas kurva biaya
perusahaan dalam jangka panjang, melalui analisis deret waktu dalam
pengaplikasiannya menjadi tidak mungkin. Karena hal tersebut analisi regresi
dilakukan dengan data seksi silang (cross
section). Namun penggabungan analisis dengan data seksi silang meimbulkan
kesulitan-kesulitan yang baru.
2.6 PERAMALAN BIAYA JANGKA
PANJANG
Diperlukan
penaksiran tentang perubahan efisiensi
pada proses produksi secara fisik dan perubahan harga pada faktor
produksi, yang dapat digunakan dalam proses produksi untuk peramalan biaya di
berbagai tingkatan output pada periode yang akan datang. Ada beberepa hal yang
memepengaruhi perubahan ini, yaitu:
1.
Perubahan produktivitas
ada Faktor Produksi
Penggunaan
mesin dan peralatan yang meningkat yang diatur dengan komputer menyebabkan
meningkatnya produktivitas alat-alat modal dalam sekala besar pada akhir-akhir
ini. Selain itu diharapkan meningkatnya produktivitas tenaga kerja disebabkan
tingginya latar belakang pendidikan karyawan. Namun produktivitas ternaga kerja
akan menurun apabila perubahan sikap terhadap tenaga kerja atau faktor sosial
yang lain ikut mendorong perusahaan di masa yang akan datang.
2. Perubahan
Harga pada Faktor Produksi
Ada
hal yang sama dalam peramalan perubahan harga pada faktor produksi yaitu
teknik, dimana teknik yang digunakan adalah teknik peramalan permintaan. Ada
beberapa hal yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kenaikan biaya
produksip yang diinginkan pada masa-masa mendatang, yaitu survey-survey
pendapat, proyeksi trend, dan indikator barometik. Berkurangnya penawaran atau
embargo ekspor harus diperhatikan dalam proyeksi biaya karena hal tersebut
merupakan perkiraan tentang kejadian-kejadian yang cenderung akan memperngaruhi
perubahan harga.
2.7 PENAKSIRAN LEARNING CURVE
Ketika
perusahaan mendapatkan pengalaman dalam produksi barang atau jasa, hal yang
terjadi bisa saja biaya produksi rata-ratanya bisa menurun. Kita dapat
indikasikan untuk tingkat output per
periode waktunya, peningkatan output secara kumulatif pada beberapa periode
waktu, akan memberikan pengalaman memproduksi yang akan memungkinkan perusahaan
menurunkan biaaya rata-rata produksinya. Penurunan dalam biaya input rata-rata
dalam produksi dan peningkatan ourput total secara kumulatif sepanjang waktu
ditunjukkan melalui Learning Curve.
2.8 PERAN MANAJER DALAM
MEMINIMASI BIAYA
Dalam
meminimasi biaya peran manajer adalah menggunakan komposisi input yang tepat,
agar nilai marginal dari setiap input yang digunakan mencerminkan biaya yang
akan dibayar perusahaan dalam tiap penggunan inputnya.
Meurut Oliver
Williamson ada betuk strategi minimalisasi biaya yang disebut dengan economizing strategy, strategi ini
berfokus pada langkah-langkah dan upaya meminimumkan biaya malalui meminumumkan
aktivitas yang dapat menimbulkan biaya tambahan. Serta upaya untuk
memaksimalkan aktivitas yang berpotensi untuk meminimumkan biaya tambahan.
pa perbedaan antara data runtun waktu da data seksi silang .....?
BalasHapus