TEORI
PERMAINAN DAN PERILAKU STRATEGIS : INSIDE
OLIGOPOLY
I.
Perilaku
Strategis Dan Teori Permainan
Perilaku strategis
(strategic behavior) mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seseorang
oligopolies, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh
para pesaing selama masih ada pesaing diantara mereka untuk memperoleh laba dan
keuntungan lainnya. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri
tersebut, tindakan dari perusahaan satu akan berpengaruh terhadap lainnya, dan
rekasi dari perusahaan lain harus diperhitungkan oleh yang pertama dalam
menentukan tindakan mana yang paling baik. Jadi, setiap oligopolies
mengubah-ubah harga produk, atau kuantitas produk yang dijualnya, atau tingkat
pemasangan iklan dan sebagainya, dengan tujuan memaksimumkan laba. Pengubahan
tersebut dilakukan setelah perusahaan oligopolies memperhitungkan semua
kemungkinan reaksi yang akan dilancarkan pesaing, berkaitan dengan setiap
tindakan yang diambilnya. Pengkajian atas perilaku strategis tersebut merupakan
materi teori permainan.
Teori permainan (game
theory) dipelopori oleh ahli matematika John Von Neumann dan ekonom Oskar
Morgenstern pada tahun 1944 dan tidak lama kemudian teeori ini diakui sebagai
terobosan baru dalam penelitian tentang oligopoly. Secara umum, teori permainan
berkaitan dengan strategic terbaik atau optimum dalam berbagai situasi konflik.
Misalnya, teori permainan bias membantu sebuah perusahaan ketika menurunkan
harga tidak akan terjadi perang harga yang mematikan atau menentukan apakah
perusahaan harus menambah kapasitas untuk mencegah pemain baru masuk dalam
industry meskipun hal ini mengurangi laba jangka pendek perusahaan, dan mengapa
kecurangan dalam kartel akan menyebabkan keruntuhan perusahaan. Singkatnya,
teori permainan ini memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistic membuat
keputusan secara strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas
pesaingnya, atau bagaimana perusahaan oligopolistic bisa memperkecil ancaman
potensial akibat langkah strategis pesaingnya.
Setiap model teori
permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain (player) adalah
para pembuat kepuusan ( yaitu para manajer perusahaan oligopolies) yang
perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan ramalkan. Strategi (strategy)
adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan
kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang
mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran
(payoff) adalah hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk
setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan, biasanya terdapat
strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh pesaing. Ganjaran adalah
hasil atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan kedua perusahaan.
Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi perusahaan yang kita
kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya. Table yang
mencamtumkan ganjaran dari semua strategi yang dilakukan suatu perusahaan dan
reaksi yang mungkin diberikan pesaing disebut matriks ganjaran (payoff matrix).
Kita harus membedakan
antara pemain berjumlah nol dan permainan tidak berjumlah nol. Permainan
berjumlah nol (zero-sum game) adalah permainan dimana keuntungan salah satu
pemain merupakan akibat dari pengluaran dan keuntungan ini secara persis
seimbang dengan kerugian pemain lainnya. Sebagai contoh hal ini terjadi jika
perusahaan A meningkatkan pangsa pasarnya sebesar biaya yang dikeluarkan
perusahaan B dengan meningkatkan pengeluaran iklannya (perusahaan B tidak
melakukan perubahan iklan). Pada satu sisi, jika perusahaan B juga meningkatkan
pengeluaran iklannya, perusahaan A mungkin tidak akan memperoleh pangsa pasar
sama sekali. Disisi lain, jika perusahaan meningkatkan harganya dan perusahaan B
tidak melakukannya, perusahaan A mungkin akan kehilangan pasarnya yang beralih
kepasar B. pemain dalam sifat ini, dimana keuntungan satu pemain sama dengan
kerugian pemain lainnya (sehingga total keuntungan ditambah dengan total
kerugian sama dengan nol) disebut permainan berjumlah nol. Namun jika
keuntungan atau kerugian salah satu perusahaan tidak diakibatkan oleh biaya
atau memberikan keuntungan dalam jumlah sama pada perusahaan lain, kita
melakukan permainan berjumlah nol (non-zero game).
II.
Strategi
Dominan Dan Keseimbangan Nash
Strategi
Dominan
Untuk melihat bagaimana
para pemain memilih strategi yang memaksimumkan ganjaran mereka, marilah kita
mulai dengan permainan paling sederhanaa dalam suatu industry yang terdiri atas
dua perusahaan (duopoly), perusahaan A dan B. masing-masing perusahaan
mempunyai dua pilihan strategi, yaitu memasang iklan atau tidak. Perusahaan A,
tentu saja mengharapkan laba yang lebih tinggi jika dia memasang iklan
disbanding jika tidak memasang iklan. Tetapi tingkat laba perusahaan A
sebenarnya, juga tergantung dari apakah perusahaan B mesang atau tidak iklan.
Dengan begitu, setiap strategi yang dilakukan oleh perusahaan A 9yaitu memasang
iklan atau tidak) bisa dihubungkan dengan setiap strategi perusaaan B (juga
memasang atau tidak iklan).
Matriks ganjaran untuk
permainan pemasang iklan
|
|
Perusahaan B
|
|
Pasang iklan
|
Tidak pasang iklan
|
||
Perusahaan A
|
Pasang iklan
|
(4,3)
|
(5,1)
|
Tidak pasang iklan
|
(2,5)
|
(3,2)
|
Empat hasil yang
mungkin diperoleh dari permainan sederhana ini digambarkan dalam table diatas.
Nomer pertama dari setiap elemen dalam table mengacu pada ganjaran (laba) bagi
perusahaan A, sementara nomor kedua adalah ganjaran (laba) bagi perusahaan B.
Dari table diatas, kita melihat bahwa jika kedua perusahaan memasang iklan,
perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4, dan perusahaan B akan memperoleh
laba sebesar 3 (sel kiri atas dalam matisk ganjaran). Sebaliknya, elemen kiri
bawah dalam matriks ganjaran menunjukkan akan memperoleh laba sebesar 2, dan
perusahaan B memperoleh laba sebesar 5. Ganjaran lain dalam kolom kedua table
tersebut diartikan dengan cara yang sama.
Strategi manakah yang
harus dipilih ? pertama-tama mari kita pertimbangkan perusahaa A. jika
perusahaan B memasang iklan (yaitu bergerak ke kolom kiri dari table), kita
lihat bahwa perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4 jika dia juga memasang
iklan dan hanya 2 jika dia memasang iklan. Dengan demikian, perusahaan A harus
memasang iklan jika perusahaan B memasangnya. Jika perusahan B tidak memasang
iklan yaitu bergerak ke kolom kanan dalam table), perusahaan A akan memperoleh
laba 5 jika dia memasang iklan, dan 3 jika ia tidak memasang iklan. Dengan
demikian, perusahaan A harus memasang iklan tidak peduli apakah perusahaan B
memasang atau tidak. Laba perusahaan A akan lebih besar jika ia memasang iklan
disbanding jika ia tidak memasangnya, tanpa peduli apa yang dilakukan
perusahaan B. dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa memasang iklan adalah
strategi yang dominan bagi perushaaan A. strategi domonan adalah pilihan yang
optimum bagi seorang pemain, apapun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya.
Hal yang sama juga
berlaku bagi perusahaan B. apapun yang dilakukan perusahaan A (yaitu apakah
perusahaa A memasang atau tidak iklan), akan lebih menguntungkan bagi
perusahaan B untuk memasang iklan. Kita bisa melihat itu dengan
berpindah-pindah baris pada table. Taptnya, jika perusahaan A memasang iklan,
laba perusahaan B menjadi 5 jika memasang iklan dan 2 jika tidak. Dengan
demikian, strategi yang dominan bagi perusahaan B adalah juga memasang iklan.
Dalam kasus ini, kedua
perusahaan memiliki strategi dominan memasang iklan, dan oleh karena itu, akan
menjadi keseimbangan akhir. Kedua perusahaan akan memasang iklan tanpa perlu
mempertimbangkan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan lain dan akan
memperoleh laba berturut-turut sebesar 4 dan 3 (sel kiri atas dalam matriks
ganjaran pada table). Perhatikan dalam kasus ini, solusi memasang iklan atau
keseimbangan akhir bagi kedua perusahaan akan tetap dipertahankan, apakah
perusahaa A dan B yang mula-mula memilih strateginya, atau apakah kedua
perusahaan memutuskan strategi terbaik mereka secara bersamaan.
Keseimbangan
Nash
Tidak semua permainan
menyediakan strategi dominan bagi setiap pemain. Bahkan dalam dunia sesungguhnya,
sangat mungkin bahwa satu atau kedua pemain tidak memiliki strategi dominan.
Contohnya adalah ditunjukkan dalam matriks ganjaran pada table. Ini adalah
matriks ganjaran yang sama dengan table sebelumnya, kecuali angka pertama dalam
elemen kanan bawah diubah dari 3 menjadi 6. Sekarang perusahaaan B mempunyai
strategi yang dominan, tetapi perusahaan A tidak. Startegi dominan bagi
perusahaan B adalah memasang iklan, tidak peduli pakah perusahaan A memasang
atau tidak, yaitu sama persis dengan kasus sebelumnya, karena ganjaran bagi
perusahaan B sama dengan yang ada dalam table sebelumnya. Namun perusahaan A
sekarang tidak memiliki strategi yang dominan. Alasannya bahwa jika perusahaan
B memasang iklan, perusahaan A akan memperoleh laba 4 jika memasang iklan dan 2
jika tidak. Jadi, jika perusahaan B memasang iklan, perusahaan A juga harus
memasang iklan. Disisi lain jika perusahaan B tidak beriklan, laba perusahaan A
adalah 5 jika memasang iklan dan 6 jika tidak. Jadi, perusahaan A harus
memasang iklan jika perusahaan B memasang iklan dan tidak memasangnya jika
perusahaan B tidak. Perusahaan A tidak lagi memiliki strategi dominan. Apa yang
harus dilakukan oleh perusahaan A tergantung dari apa yang dilakukan oleh
perusahaan B.
Agar perusahaan A bisa
menentukan memasang iklan atau tidak, pertama-tama perusahaan A harus
menentukan apa yang dilakukan oleh perusahaan B, dan memasang iklan jika
perusahaan B memasangnya dan tidak memasang iklan jika perusahaan B tidak.
Karena perusahaan mengetahui isi ganjaran, maka perusahaan mengetahui bahwa
strategi dominan perusahaan B adalah memasang iklan. Karena itu strategi
optimum bagi perusahaan A adalah juga memasang iklan (karena perusahaan A akan
memperoleh laba 4 jika memasang iklan dan hanya 2 jika tidak). Inilah keseimbangan
nash, yang namnya diambil dari John Nash, ahli matematika dari universitas
Princeton dan pemegang hadiah nobel tahun 1994 yang meresmikan konsep tersebut
pada tahun 1951.
Keseimbangan nash (nash
equilibrium) adalah sebuah situasi ketika setiap pemain memilih strategi
optimumnya, untuk menghadapi strategi yang telah dilakukan oleh pemain lainnya.
Dalam contoh diatas , strategi pemasangan iklan yang gencar untuk perusahaan A
dan perusahaan B adalah keseimbangan nash, anggaplah bahwa perusahaan B memilih
beriklan sebagai strategi dominanya, strategi optimum untuk perusahaan A adalah
juga memasang iklan. Perhatikan bahwa ketika kedua perusahaan memiliki strategi
dominan, masing-masing perusahaan dapat memilih startegi optimum tanpa peduli
strategi apa yang dipilih oleh pesaingnya. Disini, hanya perusahaan B yang
memiliki strategi dominan. Perusahaan tidak memilikinya. Sebagai akibatnya
perusahaan A tidak bisa memilih strategi optimumnya tanpa terlepas dari
perusahaan B. hanya ketika setiap pemain telah memilih strategi optimumnya berdasarkan
strategi yang telah dipilih oleh pemain lainnya, maka kita akan berada dalam
keseimbangan Nash., tetapi keseimbangan Nash tidak memerlukan keseimbangan
strategi dominan.
III.
Dilemma
Narapidana (Prisoners Dilemma)
Perusahaan
oligopolistic sering menghadapi masalah yang disebut dilemma tahanan (prisoners
dilemma). Istilah ini mengacu pada sebuah situsi dimana setiap perusahaan
melaksanankan strategi dominannya, tetapi masing-masing bisa bertindak lebih
baik (artinya, memperoleh laba yang lebih besar) dengan melakukan kerja sama.
Untuk memahami hal ini, perhatikan situasi berikut. Dua orang tersangka
ditangkap atas tuduhan perampokan senjata, dan jika terbukti salah,
masing-masing harus menerima hukuman maksimum 10 tahun penjara. Namun demikian,
jiak kedua tersangka tidak mengakui, merka hanya akan dituntut satu tahun
penjara atas tuduhan menyimpan barang-barang curian. Setiap tersangka
diintrograsi secara terpisah, dan keduanya tidak diizinkan berkomunikasi. Jaksa
wilayah berjanji kepada masing-masing tersangka jika mereka mengaku, tersangka
tersebut akan dibebaskan sementara temannya (yang tidak mengaku) akan menerima
hukuman 10thn penjara. Jika kedua tersangka mengaku, masing-masing akan
memperoleh hukumang yang lebih ringan 5 tahun penjara. Matriks ganjaran
(negative) dalam hal masa hukuman yang harus dijalani, disajikan dalam table
berikut.
Matrik ganjaran
negative (masa tahanan) untuk tersangka A dan B
|
|
Individu
B
|
|
Mengaku
|
Tidak
mengaku
|
||
Individu
A
|
Mengaku
|
(5,5)
|
(0,10)
|
Tidak
mengaku
|
(10,0)
|
(1,1)
|
Dari table diatas, kita
melihat bahwa mengaku adalah adalah strategi dominan atau terbaik bagi
tersangka A, apa pun yang dilakukan oleh tersangka B. alasannya adalah, jika
tersangka B mengaku, maka tersangka A menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan
10 tahun jika tidak. Demikian pula jika tersangka B mengaku, tersangka A bebas
jika dia mengaku dan menerima hukuman 1 tahun ika tidak. Jadi strategi dominan
bagi tersangka A adalah mengaku. Mengaku juga merupakan strategi dominan atau
terbaik bagi tersangka B. alasannya adalah bahwa jika tersangka A mengaku,
tersangka B menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahun jika tidak.
Demikian pula jika tersangka A tidak mengaku, tersangka B bebas jika dia
mengaku dan menerima hukuman 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi dominan bagi
tersangka B adalah juga mengaku.
Jika setiap tersangka
melakukan strategi dominan dengan mengaku, masing-masing akan menerima 5 tahun
hukuman penjara. Tetapi, jika masing-masing tersangka tidak mengaku,
masing-masing hanya akan diganjar 1 tahun hukuman. Tetapi masing-masing
tersangka merasa takut, seandainya dia tidak mengaku, maka keduanya hanya akan
memperoleh hukuman 1 tahun penjara. Karena tidak mungkin melakukan kesepakatan
untuk tidak mengaku (harap diingat bahwa kedua tersangka berada terpisah di
penjara dan tidak bisa berkomunikasi), kedua tersangka akan melakukan strategi
dominannya untuk mengaku dan memperoleh tuntutan hukuman 5 tahun penjara.
Perhatikan bahwa meskipun berhasil dicapai kesepakatan untuk tidak mengaku,
kesepakatan tersebut tidak bisa dipastikan untuk berlaku. Karena itu, setiap
tersangka akhirnya akan mengaku dan menerima hukuman 5 tahun penjara.
IV.
Persaingan
Harga Dan Non-Harga, Kecurangan Dalam Kartel, Dan Dilemma Narapidana
Persaingan
Harga Dan Dilemma Tahanan
Konsep dilemma tahanan
dapat digunakan untuk menganalisis persaingan harga dan nonharga dalam pasar
oligopolistic, selain juga dalam hal kecenderungan untuk berbuat curang (yaitu,
untuk secara diam-diam mengurangi harga atau menjual lebih banyak dari kuota)
di dalam sebuah kartel. Persaingan harga oligopolistic yang terjadi bersamaan
dengan situasi dilemma tahanan, dapat dikaji dengan menggunakan matriks
ganjaran dalam table berikut.
Matriks ganjaran untuk
permainan penentuan harga
|
|
Perusahaan B
|
|
Harga rendah
|
Harga tinggi
|
||
Perusahaan A
|
Harga rendah
|
(2,2)
|
(5,1)
|
Harga tinggi
|
(1,5)
|
(3,3)
|
Matriks ganjaran dalam
table tersebut menunjukkan bahwa jika perusahaan B menurunkan harga rendah
(misalnya $6), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia juga
menentukan harga rendah ($6) dan memperoleh laba 1 jika dia menentukan harga
tinggi (misalnya $8). Demikian pula, jika perusahaan B menentukan harga tinggi
($8), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga
rendah dan sebesar 3jika dia menentuka harga tinggi. Jadi, perusahaan A harus
melaksanakan strategi dominannya untuk menentukan harga rendah. Untuk
perusahaan B, jika perusahaan A menentukan harga rendah, perusahaan B akan
memperoleh laba sebesar 2 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika
dia menentuka harga tinggi. Demikian pula, jika perusahaan A menentuka harga
tinggi, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentuka harga
rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi perusahaan B juga
harus melaksanakan strategi dominannya untuk menentuka harga rendah. Meskipun
begitu, kedua perusahaan bisa melakukan hal yang lebih baik (artinya,
memperoleh laba yang tinggi sebesar 3) jika mereka bekerja sama dan keduanya
menentukan harga tinggi (sel kanan bawah dalam table).
Dengan demikian kedua
perusahaan mengalami dilemma tahanan : setiap perusahaan akan menentukan harga
rendah dan memperoleh laba yang lebih kecil karena jika dia menentukan harga
tinggi, perusahaan tersebut tidak bisa mempercayai bahwa pesaingnya juga akan
menentukan harga yang mahal. Secara khusus, katakana bahwa perusahaan A
menentukan harga tinggi dengan harapan bahwa perusahaan B juga akan menentukan
harga tinggi (sehingga setiap perusahaan memperoleh laba tinggi sebesar 3).
Tetapi, jika perusahaan A sudah menentukan harga tinggi, perusahaa B memiliki
kecendrungan untuk menentukan harga rendah dan memperoleh labanya hanya sebesar
2. Hanya jika kedua perusahaan belajar bekerja sama dan menentukan harga tinggi
maka mereka berdua akan memperoleh laba lebih besar yaitu 3 (dan mengakhiri
dilemma yang mereka hadapi).
Persaingan
Nonharga, Kecurangan Dalam Kartel Dan Dilemma Tahanan
Meskipun matriks
ganjaran dalam table sebelumnya digunakan untuk mengkaji persaingan harga
oligopolistic dalam menghadapi dilemma tahanan, dengan hanya mengganti judul
masing-masing kolom dan baris matriks itu, kita dapat menggunakan matriks yang
sama untum membahas persaingan nonharga dan kecurangan dalam kartel.
Misalnya,jika kita mengganti judul “harga rendah” dengan “memasang iklan” dan
mengganti judul “harga tinggi” dengan “tidak memasang iklan” pada matriks
ganjaran di dalam table sebeblumnya, kita dapat menggunakan matriks sebeblumnya
tersebut untuk menganalisis sebuah bentuk persaingan nonharga dalam menghadapi
dilemma tahanan. Kita kemudian akan melihat bahwa setiap perusahaan
melaksanakan strategi domain untuk memasang iklan dan (sebagaimanan dalam kasus
menentukan harga rendah) akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedua
perusahaan akan lebih diuntungkan jika mereka tidak memasang iklan karena
mereka akan memperoleh (seperti halnya dalam kasus menentukan harga tinggi)
laba yang lebih tinggi sebebsar 3. Kedua perusahaan tersebut dengan demikian
menghadapi situasi dilemma tahanan. Hanya dengan bekerja sama untuk tidak
memasang iklan, keduanya akan memperoleh laba yang lebih tinggi sebebsar 3.
Misalnya, ketika iklan rokok di televise dilarrang pada tahun1971, semua
perusahaan tembakau diuntungkan karena pengeluaran iklannya berkurang dan
memperoleh laba yang lebih tinggi. Dampak yang diharpkan dari aturan tersebut
bukanlah meransang orang untuk merokok, tetapi aturan tersebut juga memiliki
dampak yang tidak diharpkan, yaitu memecah dilema tahanan yang dihadapi oleh
perusahaan-perusahaan rokok.
V.
Pohon
Keputusan (Decision Tree)
Sampai sekarang kita
telah membahas permainan dimana para pemain telah memilih strategi terbaik
mereka dan bergerak dalam waktu yang sama. Namun, beberapa pilihan atau
permainan strategis pada hakikatnya berurutan pada strategi terbaik atau
langkah setiap pemain tergantung langkah pemain lain sebelumnya. Permainan
berurutan dapat ditunjukkan pada pohon permainan atau keputusan. Pohon
keputusan adalah diagram dengan lingkaran dan cabang ; lingkaran menggambarkan
titik dimana keputusan dibuat dan cabang menunjukkan hasil setiap keputusan
dalam permainan berurutan. Susunan pohon keputusan dimulai dengan keputusan
awal dan bergerak menuju ke seluruh serangkaian keputusan berikutnya. Pada
setiap titik keputusan harus dibuat, dan cabang pohon mengulur sampai keseluruh
kemungkinan hasil dari permainan yang telah digambarkan. Kemungkinan hasil dari
permainan tersebut diberi ganjaran pada sisi kanan figure atau pohon tersebut.
Permainan tersebut
dimulai ketika perusahaan A memutuskan untuk mengikuti strategi harga tinggi
atau harga rendah. Perusahaan B bergerak kedepan dengan memutuskan untuk
menanggapi dengan strategi harga tinggi atau harga rendah yang dimiliki. Jika
perusahaan A memutuskan strategi harga tinggi, permainan tersebut bergerak
sepanjang bagian atas cabangtersebut : jika perusahaan A memutuskan strategi
harga rendah, permainan tersebut bergerak sepanjang bagian bawah cabang
tersebut. Dengan demikian ada empat kemungkinan hasil yaitu : (1) perusahaan A
mengikuti strategi harga tinggi dan perusahaan B merespon dengan harga yang
tinggi atas apa yang dia miliki; (2) perusahaan A mengikuti strategi harga
tinggi dan perusahaan B merespons dengan membebankan harga rendah; (3)
perusahaan A mengikuti strategi harga rendah dan perusahaan B merespons dengan
harga tinggi; (4) perusahaan A mengikuti strategi harga rendah dan perusahaan B
merespons dengan harga yang rendah pada produk yang dia miliki. Laba setiap
perusahaan ditunjukkan pada sisi kanan figure tersebut berikut empat
kemungkinan hasilnya.
Bagaimana permainan ini
diselesaikan? Perusahaan A ingin menerapkan strategi penentuan yang mengarah
ganjaran tertinggi, tetapi iterbaik yang ditunjukkanni tergantung reaksi
perusahaan B untuk pembuatan keputusan perusahaan A. Gambar tersebut
menunjukkan jika perusahaan A memilih strategi harga tinggi, perusahaan B masuk
ke permainan ini pada lingkaran keputusan bagian atas dan menghadapi ganjaran
$100 jika dia juga membebankan harga tinggi atau $50 jika perusahaan tersebut membebankan
harga rendah. Dengan demikian, jika perusahaan A mengikuti strategi harga
tinggi, dia mengetahui bahwa perusahaan B akan merespons dengan strategi harga
tinggi atas produk yang dia miliki dan perusahaan A memperoleh ganjaran sebesar
$100. Jadi, jika perusahaan A memilih strategi harga rendah, perusahaan B
mengikuti lingkaran keputusan bagian bawah dan memperoleh ganjaran sebesar $80
jika dia membebankan harga tinggi atau $120 jika dia membebankan harga rendah.
Jadi, jika perusahaan A mengikuti strategi harga rendah, dia mengetahui bahwa
perusahaan B akan merespons dengan strategi harga rendah pada produk-produknya
dan perusahaan A akan memperoleh ganjaran sebesar $150. Pembadingan hasil dua
strategi penentuan harga ini, perusahaan A mengetahui bahwa dia akan memperoleh
ganjaran sebesar $100 jika membebankan harga tinggi dan ganjaran sebesar $150
jika dia membebankan harga rendah. Dengan demikian, perusahaan A memilihh untuk
membebankan harga rendah (yaitu lingkaran keputusan bagian bawah) dan menerima
ganjaran sebsar $150, dan perusahaan B memutuskan untuk merespons dengan harga
rendah pada produk-produknya (cabang bagian bawah) dan menerima ganjaran
sebesar $120.
Perhatikan bahwa
permainan diatas telah diselesaikan oleh permulaan dengan ganjaran terbaik yang
ditunjukkan pada sisi kanan figure tersebut dan kemudian bergerak ke kiri
sepanjang cabang tersebut-proses ini disebut induksi ke belakang (backward
induction)-untuk menentukan strategi terbaik bagi perusahaan. Karena ganjaran
terbaik bagi perusahaan A ada dicabang bagian bawah, strategi tersebut akan
diikuti strategi harga rendah. Strategi yang diambil perusahaan A, ganjaran
tertinggi perusahaan B ada pada cabang bagian kebawah yang terjadi ketika
perusahaan tersebut juga membebankan harga rendah. Permainan berurutan jenis
ini disebut permainan dengan bentuk luas (extensive form game). Permainan
dengan bentuk yang luas mungkin mempunyai keseimbangan Nash atau sebaliknya,
tetapi hal tersebut biasanya digolongkan oleh strategi-strategi keseimbangan
yang mencakup urutan keputusan strategis oleh setiap pemain.
DAFTAR
PUSTAKA
Salvator, Dominick.2010. Manajerial Economics Buku 2 Edisi ke-5, diterjemahkan oleh:Budi,
Ihsan Setyo. Jakarta:Salemba Empat.
Very helpful,thanks :) Easy to comprehend
BalasHapusIya
BalasHapus