A. Risiko Dan Ketidakpastian Dalam
Pembuatan Keputusan Manajerial
Keputusan-
keputusan manajerial dibuat dalam kondisi yang pasti, berisiko, atau tidak
pasti. Kepastian (certainty) mengacu
kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi untuk satu
keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat. Sebagai contoh, berinvestasi
dalam Treasury bill hanya akan memberikan satu macam hasil (jumlah
pengembalian), dan jumlah ini diketahui secara pasti. Alasannya adalah bahwa
sangat tidak mungkin pemerintah federal akan gagal menembus sekuritas tersebut
pada saat jatuh tempo atau akan gagal melunasi pembayaran bunga.
Risiko
(risk) mengacu kepada situasi dimana
terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan dan
probabilitas dari tiap hasil tersebut diketahui, atau bisa diestimasikan. Jadi,
risiko menuntut pembuat keputusan untuk mengetahui semua hasil yang mungkin
terjadi dari setiap keputusan dan memiliki gagasan untuk mengestimasikan
probabilitasnya. Sebagai contoh, saat melempar satu koin, kita bisa mendapatkan
kepala atau ekor, dan masing-masing kejadian ini memiliki peluang yang sama
(yaitu 50-50) untuk muncul. Begitu juga, berinvestasi dalam saham atau
peluncuran produk baru bisa membawa kita ke salah satu hasil yang mungkin
terjadi, dan probabilitas dari setiap hasil yang mungkin itu bisa diestimasikan
dari pengalaman masa lalu atau melalui riset pasar. Secara umum, semakin besar
variabilitas (yaitu, semakin banyak kemungkinan dan kisaran) dari hasil,
semakin besar risiko yang terkait dengan keputusan atau tindakan.
Ketidakpastian
(uncertainty) mengacu kepada situasi
dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin dari suatu keputusan dan
probabilitas dari kemunculan masing-masing hal tersebut tidak diketahui,
apalagi dapat ditafsirkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang memadainya
informasi masa lalu atau dari ketidakstabilan dalam struktur variabel. Dalam
bentuk-bentuk ketidakpatian yang ekstrim, hasilnya sendiri bahkan tidak
diketahui. Sebagai contoh, pengeboran pada lading minyak yang masih belum
terbukti hasilnya memberikan ketidakpastian bagi para investor jika mereka
tidak mengetahui kemungkinan output dari minyak atau probabilitas outputnya.
Dalam menganalisis pembuatan
manajerial yang melibatkan risiko, kita akan menggunakan konsep-konsep seperti
strategi, kondisi alam, dan matriks ganjaran. Strategi mengacu kepada salah
satu pilihan tindakan yang bisa diambil oleh pembuat keputusan untuk meraih
tujuan. Kondisi alamiah mengacu kepada kondisi masa depan yang tidak bisa
dikendalikan oleh manajer yang akan memiliki dampak signifikan atas tingkat
kesuksesan atau kegagalan dari suatu strategi. Sebagai contoh, perekonomian
mungkin tumbuh pesat, normal, atau resesi di masa depan. Pembuat keputusan
tidak memiliki kendali atas kondisi alamiah yang akan muncul dimasa depan, tapi
kondisi masa depan ini jelas akan mempengaruhi hasil dari suatu strategi yang
dipilih oleh sang manajer. Dengan demikian, keputusan akan tergantung pada
pengetahuan atau estimasi pembuat keputusan tentang bagaimana kondisi alamiah
tertentu di masa depan akan mempengaruhi hasil dari suatu strategi tertentu
(seperti membangun pabrik besar atau pabrik kecil). Terakhir, matriks
konsekuensi adalah tabel yang memperlihatkan hasil-hasil yang mungkin terjadi
dari tiap strategi berdasarkan setiap kondisi alamiah. Sebagai contoh, sebuah
matriks konsekuensi mungkin memperlihatkan tingkat laba yang muncul jika
perusahaan membangun pabrik besar atau kecil dan jika perekonomian akan tumbuh
pesat, normal, atau resesi di masa depan.
B. Metode Pengukuran Risiko:
Distribusi Probabilitas, Devisiasi Standar, Dan Koefisien Variasi
1.
Disribusi
Probabilitas
Probabilitas dari suatu kejadian adalah peluang atau
kemungkinan suatu kejadian akan muncul. Sebagai contoh, jika kita mengatakan
bahwa probabilitas perekonomian tumbuh pesat pada tahun depan adalah 0,25 atau
25 persen, ini berarti bahwa terdapat “1 peluang dalam 4” kondisi tersebut akan
muncul. Dengan menampilkan semua hasil yang mungkin dari suatu kejadian dan
probabilitasnya masing-masing, kita mendapatkan distribusi probabilitas.
Konsep distribusi probabilitas sangat dibutuhkan
untuk mengevaluasi dan membandingkan proyek-proyek investasi. Secara umum,
hasil atau laba dari suatu proyek investasi akan paling tinggi pada saat kondisi
perekonomian tumbuh pesat dan akan paling rendah pada selama resesi. Jika
mengalikan tiap hasil atau laba yang mungkin terjadi dari suatu investasi
dengan probabilitasnya masing-masing dan kemudian menambahkan semua hasil
perkalian, kita akan mendapatkan nilai atau laba yang diharapkan dari proyek.
Yaitu.
dimana
adalah tingkat laba yang berhubungan dengan
hasil i, adalah probabilitas kemunculan hasil i, dan i = 1 sampai n mengacu
kepada jumlah hasil yang mungkin atau kondisi alamiah. Jadi, laba yang
diharapkan dari suatu investasi adalah rata-rata tertimbang dari semua tingkat
laba yang mungkin dalam berbagai kondisi perekonomian, dimana probabilitas dari
tingkat laba digunakan sebagai bobot. Laba yang diharapkan dari investasi
merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam memutuskan layak tidaknya
pelaksanaan sebuah proyek atau untuk menentukan proyek mana yang dipilih di
antara dua atau lebih alternatif proyek.
2.
Devisiasi
Standar
Kita telah membahas bahwa semakin rapat distribusi
probabilitas, semakin kecil risiko dari suatu keputusan atau strategi.
Alasannya, semakin kecil nilai probabilitas bahwa hasil actual yang akan
terjadi akan menyimpang secara signifikan dari nilai yang diharapkan. Kita
dapat mengukur kerapatan atau derajat penyebaran distribusi probabilitas dengan
memakai standar deviasi, yang diindikasikan oleh symbol sigma (). Jadi, standar deviasi mengukur
tingkat penyebaran hasil-hasil yang mungkin dari nilai yang diharapkan. Semakin
kecil nilai , semakin rapat nilai
distribusi, dan semakin kecil risiko.
Untuk
menghitung nilai standa deviasi dari suatu distribusi probabilitas tertentu,
kita memakai proses tiga langkah berikut.
1)
Tiap hasil yang mungkin () dikurangi sebesar nilai yang diharapkan atau mean dari distribusi untuk mendapatkan serangkaian deviasi dari nilai yang diharapkan. yaitu,
2)
Kuadratkan tiap deviasi, kemudian kalikan dengan probabilitas dari setiap nilai yang diharapkan, dan jumlahkan semuanya. Rata-rata tertimbang dari deviasi-deviasi yang telah dikuadratkan dinamakan dengan varians dari distribusi . Yaitu,
3) Hitung
akar kuadrat dari varians untuk mendapatkan standar deviasi
3.
Koefisien
Variasi
Standar deviasi bukan merupakan ukuran yang baik untuk membandingkan tingkat sebaran (risiko relatif) yang berhubungan dengan dua distribusi probabilitas atau lebih yang memiliki nilai yang diharapkan atau rata-rata yang berbeda. Distribusi yang mengandung nilai yang diharapkan atau rata-rata terbesar sangat mungkin memiliki standar deviasi yang lebih besar tetati tidak selalu memiliki disperse relatif terbesar. Untuk mengukur disperse relative, kita menggunakan koefisien variasi.
Dengan
demikian, koefisien variasi, mengukur standar deviasi per dolar dari nilai
harapan atau rataan. Dengan kata lain, koefisien variasi merupakan ukuran yang
bebas-dimensi, atau angka murni yang dapat digunakan untuk membandingkan risiko
relatif dari dua proyek atau lebih. Proyek yang memiliki koefisien variasi yang
paling tinggi merupakan proyek yang paling berisiko.
C. Teori
Kepuasan Dan Penghindaran Risiko
Sebagian besar manajer, jika
dihadapkan pada dua proyek alternatif dengan nilai yang diharapkan setara,
tetapi koefisien variasi atau risiko berbeda, secara umum akan memilih proyek
yang lebih tidak berisiko. Walaupun juga benar bahwa sejumlah manajer mungkin
memilih proyek yang lebih bersiko dan sejumlah dari mereka indiferen terhadap
risiko, sebagian besar manajer adalah penghindar risiko. Hal ini bisa
dijelaskan oleh prinsip kepuasan marjinal yang semakin menurun dari uang. Arti
dari kepuasan marjinal yang semakin meurun, konstanm dan meningkat dari uang
dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
Dalam gambar, dijelaskan bahwa
pendapatan atau kekayaan uang diukur sepanjang sumbu horizontal sementara
kepuasan dari uang (diukur dalam satuan util) diukur sepanjang sumbu vertikal.
Dari gambar dapat kita lihat bahwa uang atau kekayaan sebesar $10.000
menyediakan dua util kepuasan kepada seorang individu tertentu (titik A),
sementara $20.000 masing-masing menyediakan 3 util (titik B), dan 4 util (titik
C), atau 6 util (titik D).
Tergantung dari apakah kurva
kepuasan total dari uang untuk individu ini cekung (melengkung ke bawah), garis
lurus, atau cembung (melengkung ke atas). Jika kurva kepuasan total dari uang
berbentuk cekung maka kenaikan kekayaan atau penghasilan dari $10.000 menjadi
$20.000 hanya menaikkan kepuasannya dari 2 util menjadi 3 util, sehingga
kepuasan marjinal dari uang menurun untuk individu ini. Jika kurva kepuasan
total dari uang berbentuk garis lurus, kenaikan penghasilan menjadi dua kali
lipat juga menggandakan kepuasan,sehingga kepuasan marjinal dari uang konstan.
Terakhir, jika kurva kepuasan total dari uang berbentuk cembung maka kenaikan
penghasilan sebesar dua kali lipat akan menaikkan kepuasan lebih dari dua kali
lipat, sehingga kepuasan marjinal dari uang meningkat.
Sebagian besar individu adalah
penghindar risiko karena kepuasan marjinal dari uang mereka menurun. Untuk
membuktikannya, pertimbangkan sebuah tawaran untuk bertaruh demi memenangkan
$10.000 jika yang muncul adalah kepala setelah koin dilempar atau kehilangan
$10.000 jika yang muncul adalah ekor. Nilai yang diharapkan dari kemenangan
atau kerugian ini adalah :
Meskipun
nilai harapan dari permainan yang adil semacam itu adalah nol, seorang
penghindar risiko akan mendapatkam kepuasan yang lebih rendah jika memenangkan
$10.000. Mulai dari titik A pada gambar, kita dapat melihat bahwa bila kalah
$10.000 individu penghindar risiko akan kehilangan 2 util kepuasan, tetapi
hanya mendapat 1 util kepuasan bila jika memenangkan $10.000. Meskipun
taruhannya adil. Kepuasan yang diharapkan dari taruhan tersebut adalah negatif.
Yaitu,
Kepuasan yang diharapkan = E(U) =
0,5( 1 util) + 0,5( 2 util) = -0,5
Dalam kasus ini, individu akan
menolak suatu taruhan yang adil. Dari konsep ini kita dapat menyimpulkan bahwa
seorang manajer penghindar risiko tidak selalu akan menerima proyek investasi
yang memiliki nilai yang diharapkan atau laba bersih positif. Untuk menentukan
apakah seorang manajer akan menerima sebuah proyek atau tidak, kita perlu
mengetahui kepuasan dari uangnya.
D. Penyesuaian
Model Penilaian untuk Risiko
Model penilaian untuk perusahaan:
Di mana πt mengacu kepada laba yang diperkirakan
dalam masing-masing tahun dari ,t tahun yang dipertimbangkan, r mengacu pada
tingkat diskon yang sesuai untuk dipakai dalam menghitung nilai sekarang dari
laba masa depan, dan mengacu kepada
jumlah nilai sekarang (hasil diskonto) dari laba masa depan. Dalam bagian ini,
kita akan memperluas model penilaian di atas untuk mengakomodasi proyek-proyek
investasi yang melibatkan risiko. Dua metode yang paling sering dipakai untuk
melakukan hal ini adalah tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko
dan pendekatan kesepadanan-kepastian.
Tingkat Diskon yang Telah Disesuaikan terhadap
Risiko
Untuk mengevaluasi
proyek-proyek yang melibatkan risiko adalah menggunakan tingkat diskon yang
telah disesuaikan terhadap risiko (risk-adjusted discount rate). Tingkat diskon
ini mencerminkan pilihan manajer atau investor antara risiko dengan
pengembalian. Untuk mengevaluasi proyek investasi yang
ntelibatkan risiko dengan menggunakan tingkar diskon yang telah disesuaikan
terhadap risiko. yaitu:
Nilai sekarang
bersih dari proyek investasi
Di mana
Rt adalah arus kas bersih atau pengembalian dari proyek investasi dalam
masing-masing periode dari n periode yang dipertimbangkan. k adalah tingkat
diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko, ∑ adalah
jumlah nilai sekarang dari semua arus kas masa depan dari investasi, dan Co
adalah biaya investasi awal.
Pendekatan
Kesepadanan-Kepastian
Tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap
risiko yang disajikan di atas mengubah tingkat diskon, penyebut dari model
penilaian, untuk mengakomodasi risiko. Pada sisi lain, pendekatan
kesepadanan-kepastian, menggunakan tingkat diskon bebas risiko sebagai penyebut
dan mengakomodasi risiko dengan memodifikasi pembilang diri model penilaian,
yaitu,
Di mana R, adalah arus kas atau pengembalian bersih
berisiko dari investasi, r adalah tingkat diskon bebas risiko, dan α adalah
koefisien kesepadanan kepastian (certainy-equivalent
coeficient). Yang terakhir ini adalah jumlah yang pasti (yaitu, jumlah yang
akan diterima dengan pasti yang sepadan dengan jumlah atau pengembalian risiko
yang diperkirakan dari proyek) dibagi dengan jumlah risiko yang diperkirakan,
yaitu,
E. Metode
Lain untuk Pengkuruan Risiko
Sebagian besar keputusan
manajerial dalam dunia nyata jauh lebih kompleks daripada kasus-kasus yang telah
dibahas di sini. Dua metode pengorganisasian dan analisis situasi dunia nyata
yang lebih kompleks yang melibatkan risiko adalah pohon kepurusan dan simulasi.
Pohon Keputusan
Keputusan-keputusan
manajerial yang melibatkan risiko biasanya dibuat tahap pertahap, di mana
keputusan dan kejadian berikutnya tergantung pada hasil dari keputusan dan
kejadian sebelumnya. Pohon keputusan (decision rree) memperlihatkan urutan dari
keputusan-keputusan manajerial yang mungkin dan hasil yang diperkirakan dari
setiap keputusan di bawah tiap situasi atau kondisi alamiah.
Simulasi
Metode lain yang
bisa dipakai untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan kompleks di dunia
nyata yang melibatkan risiko adalah simulasi (simulation). Langkah pertama
dalam simulasi adalah pembuatan model matematis untuk situasi pengambilan
keputusan manajerial yang ingin disimulasikan.
F. Pengambilan
Keputusan dalam Ketidakpastian
Kriteria
Maksimin
Kriteria maksimin
(moximin criterion) menyatakan bahwa pembuar keputusan harus menentukan hasil
paling buruk yang mungkin dari tiap strategi kemudian memilih strategi yang
memungkinkan hasil paling buruk terbaik.
Kriteria
Kerugian Minimaks
Aturan pengambilan
keputusan spesifik lain dalam kondisi ketidakpastian adalah kriteria penyesalan
(kerugian) minimaks (minimax regret citerion).
Metode-metode Lain untuk Menangani Ketidakpastian
Di samping kriteria
investasi formal, terdapat metode informal yang biasanya drgunakan oleh pembuat
keputusan untuk mengurangi ketidakpastian atau bahaya yang ditimbulkan oleh
ketidakpastian. Sejumlah metode ini adalah pengumpulan informasi tambahan,
meminta saran dari ahli, berupaya mengendalikan lingkungan bisnis dan
diversifikasi.
- Hedging
Hedging mengacu pada perlindungan dari
risiko valuta asing, Hedging biasanya
dilakukan dengan memakai kontrak forward (forward
contract). Kontrak forward adalah
suatu kesepakatan untuk membeli atau menjual suatu valuta asing dengan jumlah
tertentu pada kurs tertentu dan akan dikirimkan pada tanggal masa depan.
Sebagai contoh, anggaplah seorang eksportir AS meperkirakan akan menerima €1
juta 3 bulan dari sekarang. Berbasis nilai tukar (kurs) hari ini yaitu $1/ €1,
sang eksportir akan menerima $1 juta 3 bulan dari sekarang. Untuk menghindari
depresiasi nilai pound berskala besar pada saat sang eksportir menerima
pembayaran (dan menerima jauh lebih sedikit dollar dari yang diperkirakan),
sang eksportir meng-hedge risiko
valuta asingnya. Dia melakukannya dengan menjual €1 juta secara forward pada kurs forward hari ini dan akan dikirimkan 3 bulan dari sekarang,
sehingga bertepatan dengan penerimaan €1 juta dari ekspor. Meskipun kurs forward hari ini adalah $0,99/€1, sang
eksportir mau mengorbankan 1 sen per pound untuk menghilangkan risiko valuta
asing 3 bulan kemudian, ketika eksportir AS merima €1 juta, dia akan segera
memenuhi kewajiban kontrak forward
dan mendapatkan $990.000 (sekaligus menghindari kemungkinan kerugian valuta
asing yang signifikan). Importir bisa menghindari risiko valuta asing dengan
bertindak sebaliknya.
H. Informasi dan Risiko
Asymmetric
information
Salah
satu pihak dari transaksi (yaitu pembeli atau penjual produk atau jasa) sering
kali memiliki lebih sedikit informasi dibandingkan pihak yang kedua dalam
hubungannya dengan kuantitas dari produk atau jasa. Ini adalah kasus informasi
asimetris (asymmetric information).
Salah satu contoh informasi asimetris adalah pasar “barang rusak” (yaitu produk
cacat seperti mobil bekas, yang akan meminta banyak biaya perbaikan dan tidak
sebanding dengan harganya)
Secara
spesifik, penjual mobil bekas tahu secara tepat kuantitas dari mobil yang mereka
jual tetapi calon pembeli tidak. Akibatnya, harga pasa untuk mobil bekas akan
sangat tergantung pada kualitas rata-rata dari mobil bekas yang tersedia untuk
dijual. Pemilik “barang rusak” dengan demikian akan menerima harga yang lebih
tinggi dari nilai barang sebenarnya. Sementara pemilik mobil-mobil bekas
berkualitas tinggi cenderung mendapatkan harga yang lebih rendah dari harga
mobilnya. Pemilik mobil-mobil bekas berkualitas tinggi dengan demikian akan
menarik mobil mereka dari pasar, sehingga menurunkan kualitas rata-rata dan
harga dari mobil bekas yang tersedia untuk dijual. Penjual mobil bekas
berkualitas di atas rata-rata kini selanjutnya menarik mobil mereka dari pasar
yang semakin menurunkan kualitas dan harga dari sisa mobil bekas yang masih
tersedia untuk dijual. Proses ini berlanjut sampai hanya mobil-mobil
berkualitas sangat rendah yang dijual di pasar dengan harga yang sangat rendah.
Moral
Hazard
Hal
ini mengacu pada meningkatnya probabilitas sakit, kebakaran, atau
kecelakaan-kecelakaan lain setelah individu diasuransikan. Setelah memberi
asuransi, kerugian dari sakit, kebakaran, atau kecelakaan lain pindah dari
individu ke perusahaan asuramsi. Jadi, individu akan mengambil lebih sedikit
upaya pencegahan untuk menghindari sakit, kebakaran atau kecelakaan, dan ketika
kerugian betul-betul terjadi, dia akan cenderung membesar-besarkan nilai
kerugian. Setelah membeli asuransi mobil, seorang individu kemungkinan akan
mengendarai mobil dengan lebih ceroboh dan besar kemungkinan akan
membesar-besarkan cedera fisik dan nilai kerugian property yang dia derita jika
betul-betul mengalami kecelakaan.
Jika
tidak dikurangi, atau dihilangkan, masalah risiko moral bisa memaksa premi
asuransi menjadi sangat tinggi dan tidak bisa diterima, sehingga melawan alasan
keberadaan asuransi itu sendiri. Salah satu metode yang dipakai perusahaan
asuransi untuk mencoba mengatasi masalah bahaya moral adalah dengan menentukan
jenis pencegahan yang mesti diambil oleh seorang individu atau sebuah perusahaan
sebagai syarat pembelian asuransi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan asuransi
mungkin mewajibkan pemeriksaan media tahunan sebagai syarat kelanjutan
penyediaan asuransi kesehatan kepada seorang individu, menaikkan premi asuransi
untuk pengemudi-pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan , dan mewajibkan
pemasangan alat pendeteksi kebakaran sebelum sebelum menyediakan asuransi
kebakaran kepada sebuah perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Salvator,
Dominick.2010. Manajerial
Economics Buku 2 Edisi ke-5, diterjemahkan oleh:Budi, Ihsan Setyo.
Jakarta:Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar