Kamis, 16 Juli 2015

Resiko Manajerial

A.    Risiko Dan Ketidakpastian Dalam Pembuatan Keputusan Manajerial
            Keputusan- keputusan manajerial dibuat dalam kondisi yang pasti, berisiko, atau tidak pasti. Kepastian (certainty) mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi untuk satu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat. Sebagai contoh, berinvestasi dalam Treasury bill hanya akan memberikan satu macam hasil (jumlah pengembalian), dan jumlah ini diketahui secara pasti. Alasannya adalah bahwa sangat tidak mungkin pemerintah federal akan gagal menembus sekuritas tersebut pada saat jatuh tempo atau akan gagal melunasi pembayaran bunga.    
            Risiko (risk) mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan dan probabilitas dari tiap hasil tersebut diketahui, atau bisa diestimasikan. Jadi, risiko menuntut pembuat keputusan untuk mengetahui semua hasil yang mungkin terjadi dari setiap keputusan dan memiliki gagasan untuk mengestimasikan probabilitasnya. Sebagai contoh, saat melempar satu koin, kita bisa mendapatkan kepala atau ekor, dan masing-masing kejadian ini memiliki peluang yang sama (yaitu 50-50) untuk muncul. Begitu juga, berinvestasi dalam saham atau peluncuran produk baru bisa membawa kita ke salah satu hasil yang mungkin terjadi, dan probabilitas dari setiap hasil yang mungkin itu bisa diestimasikan dari pengalaman masa lalu atau melalui riset pasar. Secara umum, semakin besar variabilitas (yaitu, semakin banyak kemungkinan dan kisaran) dari hasil, semakin besar risiko yang terkait dengan keputusan atau tindakan.
            Ketidakpastian (uncertainty) mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin dari suatu keputusan dan probabilitas dari kemunculan masing-masing hal tersebut tidak diketahui, apalagi dapat ditafsirkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang memadainya informasi masa lalu atau dari ketidakstabilan dalam struktur variabel. Dalam bentuk-bentuk ketidakpatian yang ekstrim, hasilnya sendiri bahkan tidak diketahui. Sebagai contoh, pengeboran pada lading minyak yang masih belum terbukti hasilnya memberikan ketidakpastian bagi para investor jika mereka tidak mengetahui kemungkinan output dari minyak atau probabilitas outputnya.
            Dalam menganalisis pembuatan manajerial yang melibatkan risiko, kita akan menggunakan konsep-konsep seperti strategi, kondisi alam, dan matriks ganjaran. Strategi mengacu kepada salah satu pilihan tindakan yang bisa diambil oleh pembuat keputusan untuk meraih tujuan. Kondisi alamiah mengacu kepada kondisi masa depan yang tidak bisa dikendalikan oleh manajer yang akan memiliki dampak signifikan atas tingkat kesuksesan atau kegagalan dari suatu strategi. Sebagai contoh, perekonomian mungkin tumbuh pesat, normal, atau resesi di masa depan. Pembuat keputusan tidak memiliki kendali atas kondisi alamiah yang akan muncul dimasa depan, tapi kondisi masa depan ini jelas akan mempengaruhi hasil dari suatu strategi yang dipilih oleh sang manajer. Dengan demikian, keputusan akan tergantung pada pengetahuan atau estimasi pembuat keputusan tentang bagaimana kondisi alamiah tertentu di masa depan akan mempengaruhi hasil dari suatu strategi tertentu (seperti membangun pabrik besar atau pabrik kecil). Terakhir, matriks konsekuensi adalah tabel yang memperlihatkan hasil-hasil yang mungkin terjadi dari tiap strategi berdasarkan setiap kondisi alamiah. Sebagai contoh, sebuah matriks konsekuensi mungkin memperlihatkan tingkat laba yang muncul jika perusahaan membangun pabrik besar atau kecil dan jika perekonomian akan tumbuh pesat, normal, atau resesi di masa depan.
B.     Metode Pengukuran Risiko: Distribusi Probabilitas, Devisiasi Standar, Dan Koefisien Variasi
1.      Disribusi Probabilitas
Probabilitas dari suatu kejadian adalah peluang atau kemungkinan suatu kejadian akan muncul. Sebagai contoh, jika kita mengatakan bahwa probabilitas perekonomian tumbuh pesat pada tahun depan adalah 0,25 atau 25 persen, ini berarti bahwa terdapat “1 peluang dalam 4” kondisi tersebut akan muncul. Dengan menampilkan semua hasil yang mungkin dari suatu kejadian dan probabilitasnya masing-masing, kita mendapatkan distribusi probabilitas.
Konsep distribusi probabilitas sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi dan membandingkan proyek-proyek investasi. Secara umum, hasil atau laba dari suatu proyek investasi akan paling tinggi pada saat kondisi perekonomian tumbuh pesat dan akan paling rendah pada selama resesi. Jika mengalikan tiap hasil atau laba yang mungkin terjadi dari suatu investasi dengan probabilitasnya masing-masing dan kemudian menambahkan semua hasil perkalian, kita akan mendapatkan nilai atau laba yang diharapkan dari proyek. Yaitu.
dimana  adalah tingkat laba yang berhubungan dengan hasil i,  adalah probabilitas kemunculan hasil i, dan i = 1 sampai n mengacu kepada jumlah hasil yang mungkin atau kondisi alamiah. Jadi, laba yang diharapkan dari suatu investasi adalah rata-rata tertimbang dari semua tingkat laba yang mungkin dalam berbagai kondisi perekonomian, dimana probabilitas dari tingkat laba digunakan sebagai bobot. Laba yang diharapkan dari investasi merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam memutuskan layak tidaknya pelaksanaan sebuah proyek atau untuk menentukan proyek mana yang dipilih di antara dua atau lebih alternatif proyek.
2.      Devisiasi Standar
Kita telah membahas bahwa semakin rapat distribusi probabilitas, semakin kecil risiko dari suatu keputusan atau strategi. Alasannya, semakin kecil nilai probabilitas bahwa hasil actual yang akan terjadi akan menyimpang secara signifikan dari nilai yang diharapkan. Kita dapat mengukur kerapatan atau derajat penyebaran distribusi probabilitas dengan memakai standar deviasi, yang diindikasikan oleh symbol sigma (). Jadi, standar deviasi mengukur tingkat penyebaran hasil-hasil yang mungkin dari nilai yang diharapkan. Semakin kecil nilai  , semakin rapat nilai distribusi, dan semakin kecil risiko.
Untuk menghitung nilai standa deviasi  dari suatu distribusi probabilitas tertentu, kita memakai proses tiga langkah berikut.
1)     

Tiap hasil yang mungkin () dikurangi sebesar nilai yang diharapkan atau mean dari distribusi untuk mendapatkan serangkaian deviasi  dari nilai yang diharapkan. yaitu,

2)     

Kuadratkan tiap deviasi, kemudian kalikan dengan probabilitas dari setiap nilai yang diharapkan, dan jumlahkan semuanya. Rata-rata tertimbang dari deviasi-deviasi yang telah dikuadratkan dinamakan dengan varians dari distribusi . Yaitu,

3)      Hitung akar kuadrat dari varians untuk mendapatkan standar deviasi


3.      Koefisien Variasi

Standar deviasi bukan merupakan ukuran yang baik untuk membandingkan tingkat sebaran (risiko relatif) yang berhubungan dengan dua distribusi probabilitas atau lebih yang memiliki nilai yang diharapkan atau rata-rata yang berbeda. Distribusi yang mengandung nilai yang diharapkan atau rata-rata terbesar sangat mungkin memiliki standar deviasi yang lebih besar tetati tidak selalu memiliki disperse relatif terbesar. Untuk mengukur disperse relative, kita menggunakan koefisien variasi.

            Dengan demikian, koefisien variasi, mengukur standar deviasi per dolar dari nilai harapan atau rataan. Dengan kata lain, koefisien variasi merupakan ukuran yang bebas-dimensi, atau angka murni yang dapat digunakan untuk membandingkan risiko relatif dari dua proyek atau lebih. Proyek yang memiliki koefisien variasi yang paling tinggi merupakan proyek yang paling berisiko.
C.    Teori Kepuasan Dan Penghindaran Risiko
            Sebagian besar manajer, jika dihadapkan pada dua proyek alternatif dengan nilai yang diharapkan setara, tetapi koefisien variasi atau risiko berbeda, secara umum akan memilih proyek yang lebih tidak berisiko. Walaupun juga benar bahwa sejumlah manajer mungkin memilih proyek yang lebih bersiko dan sejumlah dari mereka indiferen terhadap risiko, sebagian besar manajer adalah penghindar risiko. Hal ini bisa dijelaskan oleh prinsip kepuasan marjinal yang semakin menurun dari uang. Arti dari kepuasan marjinal yang semakin meurun, konstanm dan meningkat dari uang dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
            Dalam gambar, dijelaskan bahwa pendapatan atau kekayaan uang diukur sepanjang sumbu horizontal sementara kepuasan dari uang (diukur dalam satuan util) diukur sepanjang sumbu vertikal. Dari gambar dapat kita lihat bahwa uang atau kekayaan sebesar $10.000 menyediakan dua util kepuasan kepada seorang individu tertentu (titik A), sementara $20.000 masing-masing menyediakan 3 util (titik B), dan 4 util (titik C), atau 6 util (titik D).

            Tergantung dari apakah kurva kepuasan total dari uang untuk individu ini cekung (melengkung ke bawah), garis lurus, atau cembung (melengkung ke atas). Jika kurva kepuasan total dari uang berbentuk cekung maka kenaikan kekayaan atau penghasilan dari $10.000 menjadi $20.000 hanya menaikkan kepuasannya dari 2 util menjadi 3 util, sehingga kepuasan marjinal dari uang menurun untuk individu ini. Jika kurva kepuasan total dari uang berbentuk garis lurus, kenaikan penghasilan menjadi dua kali lipat juga menggandakan kepuasan,sehingga kepuasan marjinal dari uang konstan. Terakhir, jika kurva kepuasan total dari uang berbentuk cembung maka kenaikan penghasilan sebesar dua kali lipat akan menaikkan kepuasan lebih dari dua kali lipat, sehingga kepuasan marjinal dari uang meningkat.
            Sebagian besar individu adalah penghindar risiko karena kepuasan marjinal dari uang mereka menurun. Untuk membuktikannya, pertimbangkan sebuah tawaran untuk bertaruh demi memenangkan $10.000 jika yang muncul adalah kepala setelah koin dilempar atau kehilangan $10.000 jika yang muncul adalah ekor. Nilai yang diharapkan dari kemenangan atau kerugian ini adalah :
            Meskipun nilai harapan dari permainan yang adil semacam itu adalah nol, seorang penghindar risiko akan mendapatkam kepuasan yang lebih rendah jika memenangkan $10.000. Mulai dari titik A pada gambar, kita dapat melihat bahwa bila kalah $10.000 individu penghindar risiko akan kehilangan 2 util kepuasan, tetapi hanya mendapat 1 util kepuasan bila jika memenangkan $10.000. Meskipun taruhannya adil. Kepuasan yang diharapkan dari taruhan tersebut adalah negatif. Yaitu,
Kepuasan yang diharapkan = E(U) = 0,5( 1 util) + 0,5( 2 util) = -0,5
Dalam kasus ini, individu akan menolak suatu taruhan yang adil. Dari konsep ini kita dapat menyimpulkan bahwa seorang manajer penghindar risiko tidak selalu akan menerima proyek investasi yang memiliki nilai yang diharapkan atau laba bersih positif. Untuk menentukan apakah seorang manajer akan menerima sebuah proyek atau tidak, kita perlu mengetahui kepuasan dari uangnya.
D.    Penyesuaian Model Penilaian untuk Risiko
Model penilaian untuk perusahaan:
Di mana πt mengacu kepada laba yang diperkirakan dalam masing-masing tahun dari ,t tahun yang dipertimbangkan, r mengacu pada tingkat diskon yang sesuai untuk dipakai dalam menghitung nilai sekarang dari laba masa depan, dan  mengacu kepada jumlah nilai sekarang (hasil diskonto) dari laba masa depan. Dalam bagian ini, kita akan memperluas model penilaian di atas untuk mengakomodasi proyek-proyek investasi yang melibatkan risiko. Dua metode yang paling sering dipakai untuk melakukan hal ini adalah tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko dan pendekatan kesepadanan-kepastian.


Tingkat Diskon yang Telah Disesuaikan terhadap Risiko
Untuk mengevaluasi proyek-proyek yang melibatkan risiko adalah menggunakan tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko (risk-adjusted discount rate). Tingkat diskon ini mencerminkan pilihan manajer atau investor antara risiko dengan pengembalian. Untuk mengevaluasi proyek investasi yang ntelibatkan risiko dengan menggunakan tingkar diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko. yaitu:

Nilai sekarang bersih dari proyek investasi
Di mana Rt adalah arus kas bersih atau pengembalian dari proyek investasi dalam masing-masing periode dari n periode yang dipertimbangkan. k adalah tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko, adalah jumlah nilai sekarang dari semua arus kas masa depan dari investasi, dan Co adalah biaya investasi  awal.
Pendekatan Kesepadanan-Kepastian
Tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap risiko yang disajikan di atas mengubah tingkat diskon, penyebut dari model penilaian, untuk mengakomodasi risiko. Pada sisi lain, pendekatan kesepadanan-kepastian, menggunakan tingkat diskon bebas risiko sebagai penyebut dan mengakomodasi risiko dengan memodifikasi pembilang diri model penilaian, yaitu,
Di mana R, adalah arus kas atau pengembalian bersih berisiko dari investasi, r adalah tingkat diskon bebas risiko, dan α adalah koefisien kesepadanan kepastian (certainy-equivalent coeficient). Yang terakhir ini adalah jumlah yang pasti (yaitu, jumlah yang akan diterima dengan pasti yang sepadan dengan jumlah atau pengembalian risiko yang diperkirakan dari proyek) dibagi dengan jumlah risiko yang diperkirakan, yaitu,


E.     Metode Lain untuk Pengkuruan Risiko
Sebagian besar keputusan manajerial dalam dunia nyata jauh lebih kompleks daripada kasus-kasus yang telah dibahas di sini. Dua metode pengorganisasian dan analisis situasi dunia nyata yang lebih kompleks yang melibatkan risiko adalah pohon kepurusan dan simulasi.
Pohon Keputusan
Keputusan-keputusan manajerial yang melibatkan risiko biasanya dibuat tahap pertahap, di mana keputusan dan kejadian berikutnya tergantung pada hasil dari keputusan dan kejadian sebelumnya. Pohon keputusan (decision rree) memperlihatkan urutan dari keputusan-keputusan manajerial yang mungkin dan hasil yang diperkirakan dari setiap keputusan di bawah tiap situasi atau kondisi alamiah.
Simulasi
Metode lain yang bisa dipakai untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan kompleks di dunia nyata yang melibatkan risiko adalah simulasi (simulation). Langkah pertama dalam simulasi adalah pembuatan model matematis untuk situasi pengambilan keputusan manajerial yang ingin disimulasikan.

F.     Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian
Kriteria Maksimin
Kriteria maksimin (moximin criterion) menyatakan bahwa pembuar keputusan harus menentukan hasil paling buruk yang mungkin dari tiap strategi kemudian memilih strategi yang memungkinkan hasil paling buruk terbaik.
Kriteria Kerugian Minimaks
Aturan pengambilan keputusan spesifik lain dalam kondisi ketidakpastian adalah kriteria penyesalan (kerugian) minimaks (minimax regret citerion).
Metode-metode Lain untuk Menangani Ketidakpastian
Di samping kriteria investasi formal, terdapat metode informal yang biasanya drgunakan oleh pembuat keputusan untuk mengurangi ketidakpastian atau bahaya yang ditimbulkan oleh ketidakpastian. Sejumlah metode ini adalah pengumpulan informasi tambahan, meminta saran dari ahli, berupaya mengendalikan lingkungan bisnis dan diversifikasi.


  1. Hedging
            Hedging mengacu pada perlindungan dari risiko valuta asing, Hedging biasanya dilakukan dengan memakai kontrak forward (forward contract). Kontrak forward adalah suatu kesepakatan untuk membeli atau menjual suatu valuta asing dengan jumlah tertentu pada kurs tertentu dan akan dikirimkan pada tanggal masa depan. Sebagai contoh, anggaplah seorang eksportir AS meperkirakan akan menerima €1 juta 3 bulan dari sekarang. Berbasis nilai tukar (kurs) hari ini yaitu $1/ €1, sang eksportir akan menerima $1 juta 3 bulan dari sekarang. Untuk menghindari depresiasi nilai pound berskala besar pada saat sang eksportir menerima pembayaran (dan menerima jauh lebih sedikit dollar dari yang diperkirakan), sang eksportir meng-hedge risiko valuta asingnya. Dia melakukannya dengan menjual €1 juta secara forward pada kurs forward hari ini dan akan dikirimkan 3 bulan dari sekarang, sehingga bertepatan dengan penerimaan €1 juta dari ekspor. Meskipun kurs forward hari ini adalah $0,99/€1, sang eksportir mau mengorbankan 1 sen per pound untuk menghilangkan risiko valuta asing 3 bulan kemudian, ketika eksportir AS merima €1 juta, dia akan segera memenuhi kewajiban kontrak forward dan mendapatkan $990.000 (sekaligus menghindari kemungkinan kerugian valuta asing yang signifikan). Importir bisa menghindari risiko valuta asing dengan bertindak sebaliknya.
           
H.    Informasi dan Risiko
Asymmetric information         
            Salah satu pihak dari transaksi (yaitu pembeli atau penjual produk atau jasa) sering kali memiliki lebih sedikit informasi dibandingkan pihak yang kedua dalam hubungannya dengan kuantitas dari produk atau jasa. Ini adalah kasus informasi asimetris (asymmetric information). Salah satu contoh informasi asimetris adalah pasar “barang rusak” (yaitu produk cacat seperti mobil bekas, yang akan meminta banyak biaya perbaikan dan tidak sebanding dengan harganya)
            Secara spesifik, penjual mobil bekas tahu secara tepat kuantitas dari mobil yang mereka jual tetapi calon pembeli tidak. Akibatnya, harga pasa untuk mobil bekas akan sangat tergantung pada kualitas rata-rata dari mobil bekas yang tersedia untuk dijual. Pemilik “barang rusak” dengan demikian akan menerima harga yang lebih tinggi dari nilai barang sebenarnya. Sementara pemilik mobil-mobil bekas berkualitas tinggi cenderung mendapatkan harga yang lebih rendah dari harga mobilnya. Pemilik mobil-mobil bekas berkualitas tinggi dengan demikian akan menarik mobil mereka dari pasar, sehingga menurunkan kualitas rata-rata dan harga dari mobil bekas yang tersedia untuk dijual. Penjual mobil bekas berkualitas di atas rata-rata kini selanjutnya menarik mobil mereka dari pasar yang semakin menurunkan kualitas dan harga dari sisa mobil bekas yang masih tersedia untuk dijual. Proses ini berlanjut sampai hanya mobil-mobil berkualitas sangat rendah yang dijual di pasar dengan harga yang sangat rendah.

Moral Hazard
            Hal ini mengacu pada meningkatnya probabilitas sakit, kebakaran, atau kecelakaan-kecelakaan lain setelah individu diasuransikan. Setelah memberi asuransi, kerugian dari sakit, kebakaran, atau kecelakaan lain pindah dari individu ke perusahaan asuramsi. Jadi, individu akan mengambil lebih sedikit upaya pencegahan untuk menghindari sakit, kebakaran atau kecelakaan, dan ketika kerugian betul-betul terjadi, dia akan cenderung membesar-besarkan nilai kerugian. Setelah membeli asuransi mobil, seorang individu kemungkinan akan mengendarai mobil dengan lebih ceroboh dan besar kemungkinan akan membesar-besarkan cedera fisik dan nilai kerugian property yang dia derita jika betul-betul mengalami kecelakaan.
            Jika tidak dikurangi, atau dihilangkan, masalah risiko moral bisa memaksa premi asuransi menjadi sangat tinggi dan tidak bisa diterima, sehingga melawan alasan keberadaan asuransi itu sendiri. Salah satu metode yang dipakai perusahaan asuransi untuk mencoba mengatasi masalah bahaya moral adalah dengan menentukan jenis pencegahan yang mesti diambil oleh seorang individu atau sebuah perusahaan sebagai syarat pembelian asuransi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan asuransi mungkin mewajibkan pemeriksaan media tahunan sebagai syarat kelanjutan penyediaan asuransi kesehatan kepada seorang individu, menaikkan premi asuransi untuk pengemudi-pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan , dan mewajibkan pemasangan alat pendeteksi kebakaran sebelum sebelum menyediakan asuransi kebakaran kepada sebuah perusahaan.
           









DAFTAR PUSTAKA
Salvator, Dominick.2010. Manajerial Economics Buku 2 Edisi ke-5, diterjemahkan oleh:Budi, Ihsan Setyo. Jakarta:Salemba Empat.





                                            



Tidak ada komentar:

Posting Komentar