PASAR
OLIGOPOLI
Oligopoli
berasal dari kata olio yang berarti beberapa, dan kata poli yang berarti
penjual. Dalam ilmu ekonomi, Pasar oligopoli didefinisikan sebagai suatu bentuk
pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual yang menguasai penawaran.
Biasanya terdiri dari dua sampai 10 penjual. Penguasaan penawaran dalam pasar
oligopoli dapat dilakukan secara independen atau sendiri-sendiri ataupun secara
diam-diam bekerja sama.
Hal
yang khas pada pasar oligopoli adalah kebijakan penurunan harga barang oleh
suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lannnya. Hal ini tidak
terjadi ketika perusahaan lainnya menaikkan harga barannya.Tiap-tiap perusahaan
menetapkan kebijakan sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan
dari suatu perusahaan akan segera direspon oleh perusahaan lainnya.
Pasar
oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga
menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik
oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada
industri-industri yang memiliki capital intensive yang
tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Dalam
Undang-undang No. 5 Tahun 1999, pasar oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori
perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan
reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik
dengan kartel,
sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung
dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
Apabila
dalam suatu pasar hanya terdapat penjual yang mendominasi pasar, serta tindakan
dari salah satu perusahaan akan menyebabkan perusahaan lain bereaksi, pasar itu
ditandai dengan struktur oligopoly (oligopoly). Apabila hanya terdapat dua
perusahaan dalam pasar itu, pasar itu disebut duopoly, sehingga duopoly
merupakan bentuk khusus dari oligopoly yang hanya terdiri dari dua perusahaan
dalam pasar.
Contoh
pasar oligopoli antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri
baja, industri rokok, dan industri sabun mandi. Dalam perekonomian yang sudah
maju, pasar oligopoli banyak dijumpai karena didukung oleh teknologi yang
sangat modern. Teknologi modern akan memberikan efisiensi yang sangat optimum
ketika jumlah produksi mencapai jumlah yang sangat besar. Keadaan ini
menimbulkan jumlah perusahaan yang terlibat dalam pasar oligopoli menjadi
sangat sedikit.
CIRI-CIRI
PASAR OLIGOPOLY
Karakteristik
yang paling utama dari struktur pasar oligopoly adalah :
1. Adanya kesalingtergantungan antar-perusahaan dalam
pasar (mutual interdependence),
2. Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang memiliki
kekuatan pasar (market power), dan
3. Terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk
memasuki pasar (barriers to entry).
Perusahaan-perusahaan
yang beroperasi dalam pasar oligopoly dapat menghasilkan produk yang homogeny
atau produk diferensiasi, dan dapat berprilaku nonkooperatif atau berprilaku
kooperatif dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan harga produk dan
kuantitas output yang dihasilkan. Dengan demikian pasar oligopoly paling
sedikit terdapat empat jenis struktur pasar oligopolistic, yaitu :
1. Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi
produk homogeny dan berprilaku non-kooperatif.
2. Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi
produk diferensiasi dan berprilaku non-kooperatif.
3. Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi
produk homogeny dan berprilaku kooperatif.
4. Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi
produk diferensiasi dan berprilaku kooperatif.
Ciri-ciri
pasar oligopoli di antaranya adalah sebagai berikut.
·
Perusahaan
menghasilkan barang standar dan barang dengan jenis/corak beragam. Industri
dengan barang yang berstandar merupakan industry yang menghasilkan bahan baku
seperti produsen bensin, industry baja, semen, industri kimia, dan industry
penghasil bahan bagunan. Selain itu beberapa perusahaan dalam pasar oligopoly
menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda-beda seperti
pada industry otomotif, industry sabun, industry telephon selular dan industry
elektronik lainnya.
·
Promosi melalui
iklan secara terus-menerus. Perusahaan dalam pasar oligopoly yang menghasilkan
barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda harus melakukan promosi
untuk mengenalkan produknya pada pembeli. Perusahaan harus mengalokasikan dana
cukup besar untuk Biaya promosi atau iklan ini. Tujuan promosi ini adalah untuk
menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Untuk perusahaan
penghasil barang standar, biaya iklan relative lebih kecil dan pomosi bertujuan
untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
·
Hanya terdapat
sedikit penjual, biasanya antara tiga sampai dengan sepuluh yang menjual
produk substitusi. Pasar oligopoli mempunyai kurva permintaan dengan
elastisitas silang atau cross elasticity of demand yang relatif tinggi.
·
Pada pasar
oligopoli terdapat rintangan yang menyebabkan perusahaan lain sulit memasukinya.
Hal ini karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.
·
Keputusan harga
yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang
lain. kekuatan harga tergantung pada cara harga itu ditentukan. Jika harga
bukan merupakan kesepakatan, maka kekuatan harga menjadi lemah. Ketika suatu
perusahaan menurunkan harga, maka peusahaan lain akan cenderung melakukan
penurunan harga pula. Ketika harga dibuat dengan cara kesepakatan antara
perusaaan yang ada dalam pasar oligopoli, maka harga cenderung lebih kuat,
tidak mudah untuk diturunkan oleh suatu perusahaan.
PERUSAHAAN OLIGOPOLY YANG BERPRILAKU NON-KOOPERATIF
Perusahaan-perusahaan
oligopoly yang berprilaku non-kooperatif tidak mengakomodasi
perubahan-perubahan harga dari perusahaan lain, dengan demikian diantara
perusahaan-perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif itu saling
terjadi persaingan antara perusahan satu dengan lainnya. Sebagai missal,
apabila perusahaan pesaing yang satu meningkatkan harga jual produk, perusahaan
yang lain akan mempertahankan harga jual produk sejenis agar dapat meningkatkan
penjualan terhadap produk itu dalam pasar oligopoly. Perusahaan-perusahaan
oligopoly yang berprilaku non-kooperatif berkompetisi tidak hanya dalam hal
harga jual produk, tetapi juga dalam factor-faktor bukan harga seperti :
promosi dalam iklan, kualitas produk, saluran distribusi pemasaran, pelanyanan
purna jual, dan lain-lain. Dalam pasar oligopoly dimana perusahaan-perusahaan
saling berkompetisi atau berprilaku non-kooperatif, bentuk kurva permintaan
pasar oligopoly akan sulit digambarkan secara tepat. Hal ini disebabkan karena
apabila suatu perusahaan oligopoly ingin mengubah harga produk,
perusahaan-perusahaan pesaing akan menanggapi perubahan harga itu dengan
mengubah kebijaksanaan harga yang menguntungkan perusahaan pesaing itu. Dengan
demikian suatu perusahaan oligopoly tidak pernah mengetahui secara tepat
bagaimana perusahaan pesaing akan bereaksi, sehingga menyebabkan manajer yang
bekerja pada perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif hanya dapat
menduga kurva permintaan dan penerimaan marjinal dari perusahaan sendiri
melalui pengumpulan data permintaan produk.
PERUSAHAAN OLIGOPOLY YANG
BERPRILAKU KOOPERATIF
Perusahaan-perusahaan
oligopoly yang memproduksi produk homogeny murni atau produk diferensiasi yang
berprilaku kooperatif pada umumnya membentuk kartel untuk mengendalikan pasar
melalui pengaturan output produksi dan penetapan harga secara bersama-sama agar
memaksimumkan keuntungan eknomis dari kartel itu. Perusahaan-perusahaan yang
berkerja sama (kooperatif) secara diam-diam dalam pasar oligopoly yang tidak
melibatkan suatu kesepakatan eksplisit disebut juga sebagai kolusi diam-diam (tacit collusion).
Sebagai contoh dari bentuk kolusi diam-diam ini berupa adanya kesepakatan yang
tidak diungkapkan secara terbuka di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar
oligopoly untuk membagi daerah pemasaran. Sering terlihat bahwa
perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly itu bertindak secara bersama-sama
dalam mengubah model produknya pada waktu yang sama, disertai dengan penetapan
harga yang tidak bervariasi jauh.
Kartel
terbuka merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi produk, umumnya
homogeny, meskipun dapat berupa produk diferensiasi, yang memiliki manajemen
terpusat (seperti secretariat jenderal OPEC) yang disepakati bersama dan
berfungsi untuk menentukan harga kartel yang sama, selanjutnya berdasarkan hal
itu baru ditentukan harga kartel. Penentuan harga kartel dan output kartel yang
harus diproduksi menggunakan prinsip keseimbangan harga kartel yang
memaksimumkan harga kartel, dimana MR = MC, disini MR adalah penerimaan
marjinal sedangkan MC adalah biaya kartel.
Apabila
kelompok manajemen kartel itu telah menetapkan harga kartel dan output kartel
yang memaksimumkan keuntungan kartel, langkah selanjutnya adalah bagaimana
mengalokasikan output kartel itu di antara perusahaan-perusahaan yang menjadi
anggota kartel. Pada umumnya alokasi dilakukan dengan menggunakan metode
pembagian pasar atau yang popular disebut sebagai kouta produksi. Secara
konseptual pembagian pasar atau kouta produksi dapat dilakukang dengan
menggunakan konsep biaya marjinal (MC) dari masing-masing perusahaan anggota
kartel itu, dimana harus diusahakan agar biaya marjinal dari semua perusahaan
adalah sama agar prinsip memaksimumkan keuntungan kartel dapat dipenuhi.
STRATEGI
MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPUNYAI
BANYAK PABRIK (MULTIPLANT FIRMS)
Pembahasan
pada topic-topik terdahulu lebih banyak difokuskan pada perusahaan yang hanya
memiliki satu pabrik yang memproduksi satu jenis produk untuk dijual dalam satu
jenis pasar. Pembahasan tiga topic berikut akan mengemukakan perusahaan yang
memiliki banyak pabrik (multiple plants) yang memproduksi banyak produk
(multiple product) untuk dijual di banyak pasar (multiple market). Perusahaan
yang memiliki kekuatan pasar sering memproduksi output pada lebih dari satu
pabrik. Dalam situasi ini mungkin saja setiap pabrik memiliki kondisi biaya
yang berbeda. Sebagai contoh akan dikemukakan perusahaan-perusahaan ban kelas
dunia yang memiliki banyak pabrik yang tersebar di berbagai wilayah seperti
ditunjukkan dalam table berikut :
Table
: Distribusi pabrik dari beberapa perusahaan ban kelas dunia, 1993
Perusahaan
|
Wilayah
Distribusi Pabrik
|
Total
|
|||||
Asia
|
Afrika dan
Timur Tengah
|
Eropah
|
Amerika
Latin
|
Australia
|
Amerika
Utara
|
||
Michelin
|
4
|
2
|
30
|
3
|
0
|
13
|
52
|
Bridgestone
|
13
|
2
|
5
|
5
|
2
|
9
|
34
|
Goodyear
|
9
|
3
|
7
|
10
|
4
|
12
|
45
|
Yokohama
|
8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
10
|
Sumitomo
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
15
|
Continental
|
1
|
2
|
2
|
1
|
0
|
5
|
21
|
Pirelli
|
0
|
3
|
3
|
6
|
0
|
2
|
19
|
Bebrapa
langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan memiliki banyak pabrik (multi
plants), memproduksi satu jenis produk (single product) untuk dijual dalam satu
jenis pasar (single market), yang ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari produk Q
= f(P), menemukan fungsi permintaan invers P = f-1(Q), dan
menentukan penerimaan marjinal dari penjualan produk itu, MR = f(Q). fungsi
permintaan dapat diduga dengan menggunakan model yang sesuai apakah model
regresi linear atau regresi non-linear.
2. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari
masing-masing pabrik (MCi ; I = 1, 2, 3, ..n). Sebagaimana telah
dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh dengan
melakukan pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari masing-masing produk.
Dengan demikian akan diperoleh fungsi-fungsi biaya marjinal dari masing-masing
pabrik, sebagai berikut : MC1 = f(Q1), MC2 =
f(Q2), .., MCn = f(Qn), dimana (MC1
: Q1), (MC2 : Q2),…., Qn = f-1(MCn).
3. Menetukan fungsi output total dari seluruh pabrik
dengan melakukan penjumlahan dari semua fungsi biaya marjinal invers, sebagai
berikut :
QT =
∑ {Qi = f-1(MCi)
=
{Q1 = f-1(MC1)} + {Q2 = f-1(MC2)}….+
{Qn = f-1(MCn)}
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total
yang tergantung pada biaya marjinal total, sebagai berikut : QT = f
(MCT). dalam hal ini diperlukan suatu proses penjumlahan horizontal
yang mensyaratkan MC1 = MC2 =……= MCn = MCT.
Selanjtnya ditentukan fungsi biaya marjinal total
yang menetukan fungsi output total invers, sebagai berikut : MCT = QT
= f-1(MCT).
4. Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan
keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pabrik, melalui
menetapkan kondisi dimana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal total,
MR = MCT. dari titik keseimbangan ini diperoleh nilai output total
yang harus diproduksi dari semua pabrik yang dimiliki, QT , dan
harga jual produk yang harus ditetapkan, P.
5. Agar meminimumkan biaya total untuk memproduksi
output total sebesar QT , alkokasikan rencana produksi output total
itu pada n buah pabrik sedemikian rupa sehingga biaya marjinal dari unit output
terakhir yang diproduksi dari masing-masing pabrik itu sama, melalui solusi
berikut :
MC1 = f(Q1) = MCT :
MC2 = f(Q2) = MCT :………; MCn = f(Qn)
= MCT.
Dengan demikian dengan kondisi yang meminimumkan
biaya total untuk memproduksi output total sebesar QT adalah melalui
alokasi produksi pada n buah pabrik sedemikian rupa agar MC1 = MC2
=……= MCn .
6. Sebelum rencana untuk memproduksi output total, QT,
dilaksanakan, perlu diperiksa peraturan-peraturan berikut :
·
Jika P > ATC,
tetapkan produksi total sebesar output total, QT , dan alokasikan
produksi total itu pada n buah pabrik sesuai dengan konsep diatas, untuk itu
perusahaan yang memiliki banyak pabrik akan memperoleh keuntungan yang
ekonomis.
·
Jika AVCT<
p <ATCT , tetapkan produksi total sebesar output total QT
, dan alokasikan produksi total itu pada n buah pabrik sesuai konsep di atas,
untuk itu perusahaan akan meminimumkan kerugian ekonomis dengan nilai yang
lebih kecil daripada biaya total dari seluruh pabrik (TFCT).
·
Jikap <AVCT
, manajer harus menghentikan produksi atau menutup usaha, dan untuk itu
perusahaan akan menderita kerugian ekonomis sebesar biaya tetap total dari
semua pabrik (π = -TFCT). Nilai biaya total rata-rata maupun biaya
variable rata-rata dari semua pabrik ditentukan sebagai berikut :
TCT = TC1 + TC2 +…..+TCn
TVCT = TVC1 + TVC2 +…..+ TVCn
ATCT = TCT / QT dan AVCT
= TVCT / QT
7. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang
memiliki banyak pabrik, sebagai berikut :
Π = TR
– TCT = (P x QT) – (TC1 + TC2
+…..+TCn)
STRATEGI MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG
MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPRODUKSI BANYAK PRODUK (MULTIPRODUCT FIRMS)
Pembahasan
topic ini akan diarahkan pada perusahaan yang meproduksi banyak produk yang
bersifat komplementer dalam proses produksi. Dua produk atau lebih dikatakan
komplementer dalam produksi apabila produk-produk yang diproduksi itu
menggunakan fasilitas produk dan input yang sama. Dalam hal ini sering kali
satu input yang sama digunakan untuk memproduksi dua atau lebih produk,
sehingga dicirikan oleh produksi output dengan produksi yang tetap, dan upaya
untuk memaksimumkan keuntungan dilakukan dengan memilih tingkat output dari
produk bersama sedemikian rupa sehingga penerimaan biaya marjinal total sama
dengan biaya marjinal total ( MRtotal = MCtotal ). Pada
tingkat produksi tersebut, harga untuk masing-masing produk ditentukan
berdasarkan fungsi permintaan individual dari masing-masing produk itu. Bias
saja terjadi bahwa tingkat ouput dari produk bersama yang memaksimumkan
keuntungan itu, penerimaan marjinal untuk satu atau lebih produk individual
menjadi negative. Jika hal ini ditentukan, perusahaan harus menetapkan
penerimaan marjinal dari produk itu sama dengan nol, dan hanya menjual produk
pada titik output dimana penerimaan marjinal dari produk itu sama dengan nol.
Contoh klasik yang sering ditampilkan untuk menunjukkan produk-produk yang
komplementer dalam produksi adalah produk karkas (daging) sapid an kulit sapi,
produk yang ditemukan lebih dari satu jenis dalam proses penambangan, produk
industry dan hasil ikutannya, produk minyak mentah dan bensin dalam industry
perminyakan, dan lain-lain.
Beberapa
langkah yang dapat diikuti apabila suatu perusahaan memproduksi n jenis produk
yang komplementer dalam proses produksi dari satu pabrik (single plant), untuk dijual
dalam satu jenis pasar (single market), ingin memaksimumkan keuntungan
ekonomis. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari
masing-masing produk Qi = f(Pi), menemukan fungsi
permintaan invers Pi = f-1(Qi), dan menentukan
penerimaan marjinal dari penjualan produk itu, MRi = f(Qi),
dimana i = 1,2,3,….., n. fungsi permintaan dapat diduga menggunakan model yang
sesuai apakah model regresi linear atau regresi non-linear.
2. Mencari informasi mengenai biaya marjinaldari
produksi produk-produk komplemen itu (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam
konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan pendugaan
fungsi biaya jangka pendek dari proses produksi bersama (joint productions)
itu. Dengan demekian akan diperoleh fungsi biaya marjinal : MC = f(Q).
3. Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan
keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi produk-produk komplemnter
itu dengan cara menetapkan kondisi dimana penerimaan marjinal total sama dengan
biaya marjianl, MRT = MC. Dari titik keseimbangan ini akan diperoleh
nilai output dari masing-masing produk yang harus diproduksi, Qi,
dan harga jual dari masing-masing produk itu yang harus ditetapkan, Pi,
dimana i = 1,2,3,….,n.
4. Memeriksa aturan-aturan yang berlaku, sebagai
berikut :
·
Jika penerimaan
marjinal dari masing-masing produk (MRi) pada tingkat output produk
yang memaksimumkan keuntungan itu bernilai positif, tentukan output produksi
untuk produk itu sebesar Qi = Q, yang merupakan kuantitas yang
berada pada titik keseimbangan perusahaan, dimana MRT = MC.
·
Jika terdapat
penerimaan marjinal (MR) dari satu atau lebih produk yang negative, tetapkan
nnilai MR = 0 untuk penerimaan marjinal yang bernilai negative itu, kemudian
lakukan perhitungan kembali output produksi dari produk itu. Kuantitas output
dari masing-masing produk yang diproduksi harus menghasilkan nilai penerimaan
marjinal (MR) yang positif. Selanjutnya output dari produk yang lain dihitung
kembali pada keadaan MRT = MC, disni MRT adalah
penerimaan marjinal total dari jenis produk yang memiliki penerimaan marjinal
positif.
5. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang
memproduksi n jenis produk komplemen dalam produksi, sebagai berikut :
Π = TRT
– TC = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) +…..+
(Pn x Qn) – TC
STRATEGI MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG
MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPUNYAI BANYAK PASAR (MULTIMARKET FIRMS)
Perusahaan
yang memiliki banyak pasar (multiple markets) pada umumnya melakukan praktek
diskriminasi (price discrimination), dimana perusahaan menetapkan harga jual
berbeda untuk produk serupa yang dijual pada kelompok konsumen yang berbeda.
Sebagai misal, perusahaan industry yang menjual produk di pasar domestic (dalam
negri) dan pasar internasional (luar negri) dengan harga produk yang berbeda.
Perlu ditegaskan disini bahwa diskriminasi harga produk semata-mata dilakukan
karena ada perbedaan fungsi permintaan dari masing-masing kelompok konsumen,
bukan disebabkan karena perbedaan dalam struktur biaya produksi dari produk itu.
Dengan demikian produk diproduksi dengan biaya produksi yang sama, hanya karena
kelompok konsumen memiliki fungsi permintaan yang berbeda atas produk itu, maka
perusahaan memberlakukan strategi diskriminasi harga.
Beberapa
langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan yang memiliki satu pabrik (single
plant) dan memproduksi satu jenis produk (single product) untuk dijual dalam n
buah pasar (multiple markets), ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis.
Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan produk dari
masing-masing pasar, yaitu Qi = f(Pi), menemukan fungsi
permintaaninvers, yaitu : Pi = f-1(Qi), dan
menentukan penerimaan marjinal yang diperoleh dari masing-masing pasar itu, MRi
= f(Qi). dimana : i = 1,2,3,….n. Selanjutnya dari setiap fungsi
penerimaan marjinal (MRi) ditentukan fungsi penerimaan marjinal
invers, sebagai berikut : Qi = f-1(MRi), di
mana i = 1,2,3,…..n. Fungsi permintaan dapat diduga menggunakan model yang
sesuai apakah model regresi linear atau regresi non-linear.
2. Menentukan fungsi permintaan marjinal total dari
seluruh pasar yang ada dengan cara melakukan penjumlahan dari semua fungsi
penerimaan marjinal invers, sebagai berikut :
QT =
∑ {Qi = f-1(MRCi)
=
{Q1 = f-1(MR1)} + {Q2 = f-1(MR2)}….+
{Qn = f-1(MRn)}
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total
yang tergantung pada penerimaan marjinal total sebagai berikut : QT
= f (MRT). dalam hal ini diperlukan suatu proses penjumlahan
horizontal yang mensyaratkan MR1 = MR2 =……= MRn
= MRT.
Selanjtnya ditentukan fungsi biaya marjinal total
yang menetukan fungsi output total invers, sebagai berikut : MRT = f-1(QT).
3. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari proses
produksi (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi
ini dapat diperoleh melalui melakukan pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari
pabrik. Dengan demikian akan diperoleh fungsi biaya marjinal pabrik, sebagai
berikut : MC = f(Q), di mana MC adalah biaya marjinal sedangkan Q adalah output
produksi dari pabrik.
4. Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan
keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pasar, melalui
menetapkan kondisi dimana penerimaan barjinal total sama dengan biaya marjinal,
MRT = MC. Dari titik keseimbangan ini akan diperoleh nilai output
total, yang harus dijual, QT.
5. Agar memaksimumkan penerimaan dalam penjualan output
total sebesar QT , alokasikan output total itu pada n buah pasar
sedemikian rupa sehingga penerimaan marjinal dari unit output terakhir yang
dijual dalam masing-masing pasar itu sama, melalui solusi berikut :
MR1 = f(Q1) = MRT :
MR2 = f(Q2) = MRT :………; MRn = f(Qn)
= MRT.
Dengan demikian dengan kondisi yang memaksimumkan
penerimaan untuk penjualan output total sebesar QT adalah melalui
alokasi penjualan pada n buah pasar sedemikian rupa agar MR1 = MR2
=……= MRn .
6. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang
memiliki n buah pasar, sebagai berikut :
Π = TRT
– TC = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) +…+ (Pn
x Qn) – TC
DAFTAR PUSTAKA
Vincent
gaspersz.1994.Ekonomi Manajerial
Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
id.m.wikipedia.org/wiki/Oligopoli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar