Kamis, 16 Juli 2015

Pasar Oligoply

PASAR OLIGOPOLI
Oligopoli berasal dari kata olio yang berarti beberapa, dan kata poli yang berarti penjual. Dalam ilmu ekonomi, Pasar oligopoli didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual yang menguasai penawaran. Biasanya terdiri dari dua sampai 10 penjual. Penguasaan penawaran dalam pasar oligopoli dapat dilakukan secara independen atau sendiri-sendiri ataupun secara diam-diam bekerja sama.
Hal yang khas pada pasar oligopoli adalah kebijakan penurunan harga barang oleh suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lannnya. Hal ini tidak terjadi ketika perusahaan lainnya menaikkan harga barannya.Tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijakan sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan dari suatu perusahaan akan segera direspon oleh perusahaan lainnya. 
Pasar oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, pasar oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
Apabila dalam suatu pasar hanya terdapat penjual yang mendominasi pasar, serta tindakan dari salah satu perusahaan akan menyebabkan perusahaan lain bereaksi, pasar itu ditandai dengan struktur oligopoly (oligopoly). Apabila hanya terdapat dua perusahaan dalam pasar itu, pasar itu disebut duopoly, sehingga duopoly merupakan bentuk khusus dari oligopoly yang hanya terdiri dari dua perusahaan dalam pasar.
Contoh pasar oligopoli antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja, industri rokok, dan industri sabun mandi. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak dijumpai karena didukung oleh teknologi yang sangat modern. Teknologi modern akan memberikan efisiensi yang sangat optimum ketika jumlah produksi mencapai jumlah yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan jumlah perusahaan yang terlibat dalam pasar oligopoli menjadi sangat sedikit.
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLY
Karakteristik yang paling utama dari struktur pasar oligopoly adalah :
1.      Adanya kesalingtergantungan antar-perusahaan dalam pasar (mutual interdependence),
2.      Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang memiliki kekuatan pasar (market power), dan
3.      Terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar (barriers to entry).
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam pasar oligopoly dapat menghasilkan produk yang homogeny atau produk diferensiasi, dan dapat berprilaku nonkooperatif atau berprilaku kooperatif dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan harga produk dan kuantitas output yang dihasilkan. Dengan demikian pasar oligopoly paling sedikit terdapat empat jenis struktur pasar oligopolistic, yaitu :
1.      Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi produk homogeny dan berprilaku non-kooperatif.
2.      Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi produk diferensiasi dan berprilaku non-kooperatif.
3.      Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi produk homogeny dan berprilaku kooperatif.
4.      Beberapa perusahaan oligopoly yang memproduksi produk diferensiasi dan berprilaku kooperatif.
Ciri-ciri pasar oligopoli di antaranya adalah sebagai berikut.
·         Perusahaan menghasilkan barang standar dan barang dengan jenis/corak beragam. Industri dengan barang yang berstandar merupakan industry yang menghasilkan bahan baku seperti produsen bensin, industry baja, semen, industri kimia, dan industry penghasil bahan bagunan. Selain itu beberapa perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda-beda seperti pada industry otomotif, industry sabun, industry telephon selular dan industry elektronik lainnya.
·         Promosi melalui iklan secara terus-menerus. Perusahaan dalam pasar oligopoly yang menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda harus melakukan promosi untuk mengenalkan produknya pada pembeli. Perusahaan harus mengalokasikan dana cukup besar untuk Biaya promosi atau iklan ini. Tujuan promosi ini adalah untuk menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Untuk perusahaan penghasil barang standar, biaya iklan relative lebih kecil dan pomosi bertujuan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
·         Hanya terdapat sedikit penjual, biasanya antara tiga  sampai dengan sepuluh yang menjual produk substitusi. Pasar oligopoli mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang atau cross elasticity of demand yang relatif  tinggi.
·         Pada pasar oligopoli terdapat rintangan yang menyebabkan perusahaan lain sulit memasukinya. Hal ini karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.
·         Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain. kekuatan harga tergantung pada cara harga itu ditentukan. Jika harga bukan merupakan kesepakatan, maka kekuatan harga menjadi lemah. Ketika suatu perusahaan menurunkan harga, maka peusahaan lain akan cenderung melakukan penurunan harga pula. Ketika harga dibuat dengan cara kesepakatan antara perusaaan yang ada dalam pasar oligopoli, maka harga cenderung lebih kuat, tidak mudah untuk diturunkan oleh suatu perusahaan.

PERUSAHAAN OLIGOPOLY YANG BERPRILAKU NON-KOOPERATIF
Perusahaan-perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif tidak mengakomodasi perubahan-perubahan harga dari perusahaan lain, dengan demikian diantara perusahaan-perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif itu saling terjadi persaingan antara perusahan satu dengan lainnya. Sebagai missal, apabila perusahaan pesaing yang satu meningkatkan harga jual produk, perusahaan yang lain akan mempertahankan harga jual produk sejenis agar dapat meningkatkan penjualan terhadap produk itu dalam pasar oligopoly. Perusahaan-perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif berkompetisi tidak hanya dalam hal harga jual produk, tetapi juga dalam factor-faktor bukan harga seperti : promosi dalam iklan, kualitas produk, saluran distribusi pemasaran, pelanyanan purna jual, dan lain-lain. Dalam pasar oligopoly dimana perusahaan-perusahaan saling berkompetisi atau berprilaku non-kooperatif, bentuk kurva permintaan pasar oligopoly akan sulit digambarkan secara tepat. Hal ini disebabkan karena apabila suatu perusahaan oligopoly ingin mengubah harga produk, perusahaan-perusahaan pesaing akan menanggapi perubahan harga itu dengan mengubah kebijaksanaan harga yang menguntungkan perusahaan pesaing itu. Dengan demikian suatu perusahaan oligopoly tidak pernah mengetahui secara tepat bagaimana perusahaan pesaing akan bereaksi, sehingga menyebabkan manajer yang bekerja pada perusahaan oligopoly yang berprilaku non-kooperatif hanya dapat menduga kurva permintaan dan penerimaan marjinal dari perusahaan sendiri melalui pengumpulan data permintaan produk.
PERUSAHAAN OLIGOPOLY YANG BERPRILAKU KOOPERATIF
Perusahaan-perusahaan oligopoly yang memproduksi produk homogeny murni atau produk diferensiasi yang berprilaku kooperatif pada umumnya membentuk kartel untuk mengendalikan pasar melalui pengaturan output produksi dan penetapan harga secara bersama-sama agar memaksimumkan keuntungan eknomis dari kartel itu. Perusahaan-perusahaan yang berkerja sama (kooperatif) secara diam-diam dalam pasar oligopoly yang tidak melibatkan suatu kesepakatan eksplisit disebut juga sebagai kolusi diam-diam (tacit collusion). Sebagai contoh dari bentuk kolusi diam-diam ini berupa adanya kesepakatan yang tidak diungkapkan secara terbuka di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly untuk membagi daerah pemasaran. Sering terlihat bahwa perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly itu bertindak secara bersama-sama dalam mengubah model produknya pada waktu yang sama, disertai dengan penetapan harga yang tidak bervariasi jauh.
Kartel terbuka merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi produk, umumnya homogeny, meskipun dapat berupa produk diferensiasi, yang memiliki manajemen terpusat (seperti secretariat jenderal OPEC) yang disepakati bersama dan berfungsi untuk menentukan harga kartel yang sama, selanjutnya berdasarkan hal itu baru ditentukan harga kartel. Penentuan harga kartel dan output kartel yang harus diproduksi menggunakan prinsip keseimbangan harga kartel yang memaksimumkan harga kartel, dimana MR = MC, disini MR adalah penerimaan marjinal sedangkan MC adalah biaya kartel.
Apabila kelompok manajemen kartel itu telah menetapkan harga kartel dan output kartel yang memaksimumkan keuntungan kartel, langkah selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan output kartel itu di antara perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota kartel. Pada umumnya alokasi dilakukan dengan menggunakan metode pembagian pasar atau yang popular disebut sebagai kouta produksi. Secara konseptual pembagian pasar atau kouta produksi dapat dilakukang dengan menggunakan konsep biaya marjinal (MC) dari masing-masing perusahaan anggota kartel itu, dimana harus diusahakan agar biaya marjinal dari semua perusahaan adalah sama agar prinsip memaksimumkan keuntungan kartel dapat dipenuhi.
STRATEGI MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPUNYAI BANYAK PABRIK (MULTIPLANT FIRMS)
Pembahasan pada topic-topik terdahulu lebih banyak difokuskan pada perusahaan yang hanya memiliki satu pabrik yang memproduksi satu jenis produk untuk dijual dalam satu jenis pasar. Pembahasan tiga topic berikut akan mengemukakan perusahaan yang memiliki banyak pabrik (multiple plants) yang memproduksi banyak produk (multiple product) untuk dijual di banyak pasar (multiple market). Perusahaan yang memiliki kekuatan pasar sering memproduksi output pada lebih dari satu pabrik. Dalam situasi ini mungkin saja setiap pabrik memiliki kondisi biaya yang berbeda. Sebagai contoh akan dikemukakan perusahaan-perusahaan ban kelas dunia yang memiliki banyak pabrik yang tersebar di berbagai wilayah seperti ditunjukkan dalam table berikut :
Table : Distribusi pabrik dari beberapa perusahaan ban kelas dunia, 1993
Perusahaan
Wilayah Distribusi Pabrik
Total
Asia
Afrika dan Timur Tengah
Eropah
Amerika Latin
Australia
Amerika Utara
Michelin
4
2
30
3
0
13
52
Bridgestone
13
2
5
5
2
9
34
Goodyear
9
3
7
10
4
12
45
Yokohama
8
0
0
0
0
2
10
Sumitomo
5
0
0
0
0
2
15
Continental
1
2
2
1
0
5
21
Pirelli
0
3
3
6
0
2
19

Bebrapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan memiliki banyak pabrik (multi plants), memproduksi satu jenis produk (single product) untuk dijual dalam satu jenis pasar (single market), yang ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari produk Q = f(P), menemukan fungsi permintaan invers P = f-1(Q), dan menentukan penerimaan marjinal dari penjualan produk itu, MR = f(Q). fungsi permintaan dapat diduga dengan menggunakan model yang sesuai apakah model regresi linear atau regresi non-linear.

2.      Mencari informasi tentang biaya marjinal dari masing-masing pabrik (MCi ; I = 1, 2, 3, ..n). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari masing-masing produk. Dengan demikian akan diperoleh fungsi-fungsi biaya marjinal dari masing-masing pabrik, sebagai berikut : MC1 = f(Q1), MC2 = f(Q2), .., MCn = f(Qn), dimana (MC1 : Q1), (MC2 : Q2),…., Qn = f-1(MCn).

3.      Menetukan fungsi output total dari seluruh pabrik dengan melakukan penjumlahan dari semua fungsi biaya marjinal invers, sebagai berikut :

QT        = ∑ {Qi = f-1(MCi)
            = {Q1 = f-1(MC1)} + {Q2 = f-1(MC2)}….+ {Qn = f-1(MCn)}
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung pada biaya marjinal total, sebagai berikut : QT = f (MCT). dalam hal ini diperlukan suatu proses penjumlahan horizontal yang mensyaratkan MC1 = MC2 =……= MCn = MCT.
Selanjtnya ditentukan fungsi biaya marjinal total yang menetukan fungsi output total invers, sebagai berikut : MCT = QT = f-1(MCT).

4.      Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pabrik, melalui menetapkan kondisi dimana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal total, MR = MCT. dari titik keseimbangan ini diperoleh nilai output total yang harus diproduksi dari semua pabrik yang dimiliki, QT , dan harga jual produk yang harus ditetapkan, P.

5.      Agar meminimumkan biaya total untuk memproduksi output total sebesar QT , alkokasikan rencana produksi output total itu pada n buah pabrik sedemikian rupa sehingga biaya marjinal dari unit output terakhir yang diproduksi dari masing-masing pabrik itu sama, melalui solusi berikut :
MC1 = f(Q1) = MCT : MC2 = f(Q2) = MCT :………; MCn = f(Qn) = MCT.
Dengan demikian dengan kondisi yang meminimumkan biaya total untuk memproduksi output total sebesar QT adalah melalui alokasi produksi pada n buah pabrik sedemikian rupa agar MC1 = MC2 =……= MCn .

6.      Sebelum rencana untuk memproduksi output total, QT, dilaksanakan, perlu diperiksa peraturan-peraturan berikut :
·         Jika P > ATC, tetapkan produksi total sebesar output total, QT , dan alokasikan produksi total itu pada n buah pabrik sesuai dengan konsep diatas, untuk itu perusahaan yang memiliki banyak pabrik akan memperoleh keuntungan yang ekonomis.
·         Jika AVCT< p <ATCT , tetapkan produksi total sebesar output total QT , dan alokasikan produksi total itu pada n buah pabrik sesuai konsep di atas, untuk itu perusahaan akan meminimumkan kerugian ekonomis dengan nilai yang lebih kecil daripada biaya total dari seluruh pabrik (TFCT).
·         Jikap <AVCT , manajer harus menghentikan produksi atau menutup usaha, dan untuk itu perusahaan akan menderita kerugian ekonomis sebesar biaya tetap total dari semua pabrik (π = -TFCT). Nilai biaya total rata-rata maupun biaya variable rata-rata dari semua pabrik ditentukan sebagai berikut :
TCT      = TC1 + TC2 +…..+TCn
TVCT   = TVC1 + TVC2 +…..+ TVCn
ATCT   = TCT / QT dan AVCT = TVCT / QT

7.      Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pabrik, sebagai berikut :
Π         = TR – TCT = (P x QT) – (TC1 + TC2 +…..+TCn)
STRATEGI MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPRODUKSI BANYAK PRODUK (MULTIPRODUCT FIRMS)
Pembahasan topic ini akan diarahkan pada perusahaan yang meproduksi banyak produk yang bersifat komplementer dalam proses produksi. Dua produk atau lebih dikatakan komplementer dalam produksi apabila produk-produk yang diproduksi itu menggunakan fasilitas produk dan input yang sama. Dalam hal ini sering kali satu input yang sama digunakan untuk memproduksi dua atau lebih produk, sehingga dicirikan oleh produksi output dengan produksi yang tetap, dan upaya untuk memaksimumkan keuntungan dilakukan dengan memilih tingkat output dari produk bersama sedemikian rupa sehingga penerimaan biaya marjinal total sama dengan biaya marjinal total ( MRtotal = MCtotal ). Pada tingkat produksi tersebut, harga untuk masing-masing produk ditentukan berdasarkan fungsi permintaan individual dari masing-masing produk itu. Bias saja terjadi bahwa tingkat ouput dari produk bersama yang memaksimumkan keuntungan itu, penerimaan marjinal untuk satu atau lebih produk individual menjadi negative. Jika hal ini ditentukan, perusahaan harus menetapkan penerimaan marjinal dari produk itu sama dengan nol, dan hanya menjual produk pada titik output dimana penerimaan marjinal dari produk itu sama dengan nol. Contoh klasik yang sering ditampilkan untuk menunjukkan produk-produk yang komplementer dalam produksi adalah produk karkas (daging) sapid an kulit sapi, produk yang ditemukan lebih dari satu jenis dalam proses penambangan, produk industry dan hasil ikutannya, produk minyak mentah dan bensin dalam industry perminyakan, dan lain-lain.
Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila suatu perusahaan memproduksi n jenis produk yang komplementer dalam proses produksi dari satu pabrik (single plant), untuk dijual dalam satu jenis pasar (single market), ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari masing-masing produk Qi = f(Pi), menemukan fungsi permintaan invers Pi = f-1(Qi), dan menentukan penerimaan marjinal dari penjualan produk itu, MRi = f(Qi), dimana i = 1,2,3,….., n. fungsi permintaan dapat diduga menggunakan model yang sesuai apakah model regresi linear atau regresi non-linear.

2.      Mencari informasi mengenai biaya marjinaldari produksi produk-produk komplemen itu (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari proses produksi bersama (joint productions) itu. Dengan demekian akan diperoleh fungsi biaya marjinal : MC = f(Q).

3.      Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi produk-produk komplemnter itu dengan cara menetapkan kondisi dimana penerimaan marjinal total sama dengan biaya marjianl, MRT = MC. Dari titik keseimbangan ini akan diperoleh nilai output dari masing-masing produk yang harus diproduksi, Qi, dan harga jual dari masing-masing produk itu yang harus ditetapkan, Pi, dimana i = 1,2,3,….,n.

4.      Memeriksa aturan-aturan yang berlaku, sebagai berikut :
·         Jika penerimaan marjinal dari masing-masing produk (MRi) pada tingkat output produk yang memaksimumkan keuntungan itu bernilai positif, tentukan output produksi untuk produk itu sebesar Qi = Q, yang merupakan kuantitas yang berada pada titik keseimbangan perusahaan, dimana MRT = MC.
·         Jika terdapat penerimaan marjinal (MR) dari satu atau lebih produk yang negative, tetapkan nnilai MR = 0 untuk penerimaan marjinal yang bernilai negative itu, kemudian lakukan perhitungan kembali output produksi dari produk itu. Kuantitas output dari masing-masing produk yang diproduksi harus menghasilkan nilai penerimaan marjinal (MR) yang positif. Selanjutnya output dari produk yang lain dihitung kembali pada keadaan MRT = MC, disni MRT adalah penerimaan marjinal total dari jenis produk yang memiliki penerimaan marjinal positif.

5.      Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi n jenis produk komplemen dalam produksi, sebagai berikut :
Π         = TRT – TC = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) +…..+ (Pn x Qn) – TC
STRATEGI MEMAKSIMUMKAN LABA BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PASAR DANMEMPUNYAI BANYAK PASAR (MULTIMARKET FIRMS)
Perusahaan yang memiliki banyak pasar (multiple markets) pada umumnya melakukan praktek diskriminasi (price discrimination), dimana perusahaan menetapkan harga jual berbeda untuk produk serupa yang dijual pada kelompok konsumen yang berbeda. Sebagai misal, perusahaan industry yang menjual produk di pasar domestic (dalam negri) dan pasar internasional (luar negri) dengan harga produk yang berbeda. Perlu ditegaskan disini bahwa diskriminasi harga produk semata-mata dilakukan karena ada perbedaan fungsi permintaan dari masing-masing kelompok konsumen, bukan disebabkan karena perbedaan dalam struktur biaya produksi dari produk itu. Dengan demikian produk diproduksi dengan biaya produksi yang sama, hanya karena kelompok konsumen memiliki fungsi permintaan yang berbeda atas produk itu, maka perusahaan memberlakukan strategi diskriminasi harga.
Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan yang memiliki satu pabrik (single plant) dan memproduksi satu jenis produk (single product) untuk dijual dalam n buah pasar (multiple markets), ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan pendugaan fungsi permintaan produk dari masing-masing pasar, yaitu Qi = f(Pi), menemukan fungsi permintaaninvers, yaitu : Pi = f-1(Qi), dan menentukan penerimaan marjinal yang diperoleh dari masing-masing pasar itu, MRi = f(Qi). dimana : i = 1,2,3,….n. Selanjutnya dari setiap fungsi penerimaan marjinal (MRi) ditentukan fungsi penerimaan marjinal invers, sebagai berikut : Qi = f-1(MRi), di mana i = 1,2,3,…..n. Fungsi permintaan dapat diduga menggunakan model yang sesuai apakah model regresi linear atau regresi non-linear.

2.      Menentukan fungsi permintaan marjinal total dari seluruh pasar yang ada dengan cara melakukan penjumlahan dari semua fungsi penerimaan marjinal invers, sebagai berikut :
QT        = ∑ {Qi = f-1(MRCi)
            = {Q1 = f-1(MR1)} + {Q2 = f-1(MR2)}….+ {Qn = f-1(MRn)}
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung pada penerimaan marjinal total sebagai berikut : QT = f (MRT). dalam hal ini diperlukan suatu proses penjumlahan horizontal yang mensyaratkan MR1 = MR2 =……= MRn = MRT.
Selanjtnya ditentukan fungsi biaya marjinal total yang menetukan fungsi output total invers, sebagai berikut : MRT = f-1(QT).

3.      Mencari informasi tentang biaya marjinal dari proses produksi (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh melalui melakukan pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari pabrik. Dengan demikian akan diperoleh fungsi biaya marjinal pabrik, sebagai berikut : MC = f(Q), di mana MC adalah biaya marjinal sedangkan Q adalah output produksi dari pabrik.

4.      Menetukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pasar, melalui menetapkan kondisi dimana penerimaan barjinal total sama dengan biaya marjinal, MRT = MC. Dari titik keseimbangan ini akan diperoleh nilai output total, yang harus dijual, QT.

5.      Agar memaksimumkan penerimaan dalam penjualan output total sebesar QT , alokasikan output total itu pada n buah pasar sedemikian rupa sehingga penerimaan marjinal dari unit output terakhir yang dijual dalam masing-masing pasar itu sama, melalui solusi berikut :
MR1 = f(Q1) = MRT : MR2 = f(Q2) = MRT :………; MRn = f(Qn) = MRT.
Dengan demikian dengan kondisi yang memaksimumkan penerimaan untuk penjualan output total sebesar QT adalah melalui alokasi penjualan pada n buah pasar sedemikian rupa agar MR1 = MR2 =……= MRn .

6.      Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki n buah pasar, sebagai berikut :
Π         = TRT – TC = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) +…+ (Pn x Qn) – TC

















DAFTAR PUSTAKA

Vincent gaspersz.1994.Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
id.m.wikipedia.org/wiki/Oligopoli









Tidak ada komentar:

Posting Komentar