Jumat, 10 April 2015

Mengelola Karir

MENGELOLA KARIR

A.    DASAR-DASAR MANAJEMEN KARIER
Pengusaha dianggap memiliki pengaruh yang signifikan pada karier karyawan, melalui pengaruh mereka pada proses SDM. Perekrutan, seleksi penempatan, pelatihan, penilaian, penghargaan, promosi dan pemisahan karyawan semua mempengaruhi karier seseorang dan oleh karena itu mempengaruhi kepuasaan karier dan keberhasilannya.
Pengembangan karier adalah serangkaian aktivitas sepanjang hidup (workshop) yang berkontribusi pada eksplorasi, pemantapan, keberhasilan, dan pemulihan karier seseorang. Perencanaan karier adalah proses yang penuh pertimbangan saat seseorang memiliki pemahaman mengenai keterampilan, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik lainnya dari seseorang mendapatkan informasi tentang kesempatan dan pilihan. Mengidentifikasikan tujuan yang terkait dengan karier dan menetapkan rencana untuk tindak untuk mencapai tujuan spesifik.

Karier saat ini
Karier saat ini bukanlah seperti yang terdahulu. Dulu karier dipandang sebagian kemajuan linierke atas dalam satu atau dua perusahaan atau sebagai pekerjaan yang stabil dalam satu profesi. Karier seseorang adalah lebih mungkin diarahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan, bukan organisasi dan diubah oleh orang tersebut dari waktu ke waktu, saat dia dan lingkungannya berubah.

Pengembangan karier
Saat ini cenderung memiliki fokus baru. Program perusahaan untuk pengembangan, sebelumnya fokus pada masa depan karyawan dalam perusahaan saja. Dengan kata lain, mengelola karier seseorang dalam perusahaan yang bersangkutan.
Bagi pengusaha, kerja sama pengembangan karier memiliki beberapa fungsi seperti pengusaha memberikan perangkat, lingkungan dan pembagian keahlian bagi karyawan, lalu karyawan melayani dan membangunperusahaan menjadi potensial. Hal yang terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga komitmen karyawan adalah dengan menekankan bagaimana perusahaan menjadi rekanan dalam pengembalian keahlian dan pengetahuan karyawan tersebut  secara berkelanjutan.
Program pengembangan karier tidak harus rumit. Laporan karyawan bahwa mereka menerima umpan balik untuk kinerja mereka, memiliki rencana pengembangan individual, dan memiliki akses pada pelatihan keahlian nonteknis sangat mungkin akan mengurangi kemungkinan karyawan meninggalkan perusahaan.

B.     PERAN DALAM PENGEMBANGAN KARIER
Karyawan harus bertanggung jawab penuh bagi pengembangan dan kesuksesan kariernya. Ini satu keawjiban yang tidak dapat dibebankan karyawan pada manajer maupun perusahaan. Untuk karyawan individual, proses perencanaan karier berarti menyesuaikan kekuatan dan kelemahannnya dengan kesempatan dan ancaman pekerjaan. Seseorang ingin mencapai status, pekerjaan dan karier yang menunjang minat, kemampuan, nilai-nilai, dan keahliannya. Apabila ingin jabatam, pekerjaan, dan karier yang  sesuai dengan tuntutan proyeksi masa depan untuk berbagai jenis pekerjaan. Jika seseorang karyawan merasa tidak puas dalam pekerjaannya, ia harus mampu dimana letak permasalahn sebenrnya. Sebagian orang bisa jadi menyukai pekerjaan mereka, dan perusahaan tempat mereka bekerja, tapi tidak dengan struktur pekerjaan mereka.

Peran karyawan
Pengusaha dapat berperan penting, misalnya dengan mendorong dan menghargai para manajer senior untuk berperan sebagai mentor. Tapi semua ini pada akhirnya merupakan tanggung jawab karyawan sebagai pembuat keputusan.
Beberapa saran untuk melakukan hali ini adalah sebagai berikut:
-          Jangan terkejut jika anda ditolak. Tidak semua orang mau melakukan komitmen profesional yang memakan waktu seperti ini, jadi jangan kaget bila pilihan pertama dan kedua anda di tolak
-          Permudah mentor potensial anda untuk menyetujui permintaan anda dengan menjelaskan berapa banyak waktu ke depan yang anda harapkan dari dia berkenaan dengan waktu dan saran yang anda harapkan.
-          Miliki catatan. Bawa catatan pada pertemuan mentoring pertama anda yang menjelaskan permasalahan kunci dan topik diskusi.

Peran pengusaha
Tanggung jawab pengembangan karier pengusaha tergantung pada berapa lama karyawan tersebut sudah bekerja untuk perusahaan. Sebelum dipekerjakan tinjauan realistis itu perlu khususnya apakah tuntutan sebuah pekerjaan itu pantas atau tidak untuk mereka. Apalagi bagi lulusan baru. Pekerjaan pertama sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan antusiasme yang tinggi dari seorang karyawan baru dihadapkan dengan realitas pekerjaan yang membosan dan tidak menantang. Setelah orang tersebu bkra selama beberapa waktu, seorang pengusaha dapat mengambil banyak langkah untuk kontribusi dalam cara postif kepada karier karyawan. Dimana manajer dilatih untuk tidak hanya menilai karyawan tetapi mencocokkan kekuatan dan kelemahan orang itu dengan jalur karier yang layak dan pekerjaan pengemban yang dibutuhkan.

Inisiatif pengembangan karier perusahaan yang inovatif
  1. Memberikan anggaran pada setiap karyawan
  2. Menyediakan pusat karier di kantor maupun pusat karier online.
  3. Mendorong pertukaran atau perubahan peran.
  4. Membangun “kampus perusahaan”
  5. Bantu mengorganisasi “tim keberhasilan karier”
  6. Sediakan pelatih karier, fokus pada saran konsultasi dan pengembangan karier
  7. Menyediakan workshop perencanaan karier, perencanaan karier adalah dimana para peserta dihadapkan terlibat secara aktif menyelesaikan latihan-latihan dan serangkain daftar perencanaan karier
  8. Menyediakan program-program online dan offline yang terkomputerisasi untuk meningkat proses perencanaan karier yang teroganisasi, membantu perusahaan menganalisis kebutuhan pelatihan karyawan.
  9. Bank first USA memiliki apa yang diamankan Opportunity knocks Program, untuk membantu karyawan mengkrisralisasikan tujuan karier mereka dan mencapainya dalam perusahaan.

C.    MEMBUAT KEPUTUSAN PROMOSI
Sebagian besar orang-orang yang bekerja menantikan promosi, yang biasanya berarti pembayaran gaji, tanggung jawab, dan (sering kali) kepuasan kerja yang lebih besar. Bagi pengusaha, promosi dapat memberikan kesempatan untuk memberikan penghargaan atas prestasi yang luar biasa, dan untuk mengisi posisi yang lwong dengan karyawan yang setia dan telah teruji. Namun proses promosi tidak selalu merupakan pengalaman yang positif baik bagi karyawan atau pengusaha. Ketidakadilan, kesewenangan, atau kerahasiaan dapat mengurangi efektivitas darri prose situ bagi semua pihak yang terlibat. Karenanya beberapa keputusan terlihat besar dalam proses promosi suatu perusahaan.

Keputusan 1: Senioritas ataukah Kompetensi yang Memengaruhi?
Keputusan yang paling penting barangkali adalah apakah promosi didasarkan pada senioritas atau kompetensi, atau suatu kombinasi dari keduanya.
Fokus saat ini pada sifat kompetitif lebih menyukai kompetensi, seperti kenyataan bahwa promosi yang didasarkan pada kompetensi adalah motivator yang superior. Namun, kemampuan sebuah perusahaan untuk menggunakan kompetensi sebagai kriteria bergantung pada beberapa hal, yang paling terlihat apakah kesepakatan serikat kerja atau persyaratan pelayanan sipil mengatur promosi atau tidak. Kesepakatan serikat kerja terkadang berisi klausa yang menekankan senioritas, seperti: “Dalam kemajuan karyawan kepada pekerjaan yang memiliki pembayaran gaji yang lebih tinggi saat kemampuan, manfaat, dan kapasitas adalah sama, pilihan akan diberikan kepada karyawan dengan senioritas tertinggi.” Dan peraturan pelayanan sipil yang menekankan senioritas bukannya kompetensi sering kali mengatur promosi dalam banyak organisasi sektor publik.

Keptusan 2: Bagaimana Seharusnya Kita Harus Mengukur Kompetensi?
Bila perusahaan memilih kompetensi, bagaimana seharusnya mereka mendefinisikan dan mengukur kompetensi? Mendefinisikan dan mengukur prestasi sebelumnya adalah relatif terus terang. Definisikan pekerjaan itu, tetapkan standarnya, dan gunakan satu perangkat penilaian atau lebih untuk mencatat prestasi karyawan. Tetapi promosi membutuhkan sesuatu yang lebih lagi: Anda juga membutuhkan sebuah prosedur sah untuk memprediksikan potensi seorang kandidat untuk prestasi mendatang.
Sebagian pengusaha menggunakan prestasi sebelumnya sebagai pedoman, dan mengasumsikan bahwa (berdasarkan pada prestasinya sebelum itu) orang tersebut akan berprestasi baik pada pekerjaan yang baru. Ini adalah prosedur yang paling sederhana. Orang lain menggunakan ujian atau pusat penilaian untuk mengevaluasi karyawan yang dapat dipromosikan dan untuk mengenali mereka yang memiliki potensi eksekutif.
Makin banyak pengusaha yang mengambil pendekatan yang lebih komprehensif. Sebagai contoh (khususnya bila terlibat permasalahan keamanan publik), dulunya departemen kepolisian mengambil pendekatan yang relastis sistematis saat mengevaluasi kandidat untuk dipromosikan ke posisi komando. Tinjauan promosional lama meliputi ujian pengetahuan tertulis, sebuah pusat penilaian, kredit untuk senioritas, dan sebuah nilai berdasarkan pada peringkat penilaian prestasi terbaru. Departemen lain menambahkan tinjauan catatan personel. Hal ini meliputi evaluasi atas dimensi yang berhubungan dengan pekerjaan seperti pendidikan dan pengalaman yang berhubungan dengan penyeliaan, peringkat dari beragam sumber, dan evaluasi sistematis atas bukti perilaku.

Keputusan 3: Apakah Prosesnya Formal atau Informal?
Banyak perusahaan yang memiliki proses promosi yang informal. Mungkin mereka tidak memasang posisi yang lowong, dan para manajer kunci mungkin menggunakan kriteria yang “tidak dipublikasikan” milik mereka sendiri untuk membuat keputusan promosi. Di sini karyawan dapat menyimpulkan (secara wajar) bahwa faktor-faktor non-kompetensi seperti “siapa yang Anda tahu” adalah lebih penting daripada prestasi, dan bahwa bekerja keras untuk maju paling tidak dalam perusahaan ini adalah fatal.
Banyak pengusaha menerbitkan kebijakan dan prosedur promosi yang formal dan dipublikasikan. Hal ini memiliki beberapa komponen. Karyawan mendapatkan sebuah kebijakan promosi formal yang menjelaskan kriteria yang digunakan perusahaan untuk memberikan promosi. Sebuah kebijakan pemasangan lowongan menyatakan perusahaan akan memasang posisi yang lowong dan persyaratannya, dan mengedarkan ini kepada semua karyawan.

Keputusan 4: Vertikal, Horizontal, atau Lainnya?
Promosi tidak selalu sederhana seperti kelihatannya. Sebagai contoh bagaimana Anda memotivasi karyawan dengan prospek promosi bila perusahaan Anda melakukan perampingan? Dan bagaimana Anda menyediakan kesempatan promosi kepada mereka, seperti para insyiur, yang hanya memiliki sedikit atau malah tidak ada minat dalam peran administratif?
Tersedia beberapa pilihan. Beberapa perusahaan, seperti divisi eksplorasi dari British Petroleum, menciptakan dua jalur karier paralel, satu bagi manajer, dan lainnya bagi “kontributor perorangan” seperti insinyur dengan prestasi tinggi. Di BP, kontributor perorangan bisa naik ke posisi senior tetapi bukan penyeliaan, seperti “insinyur senior.” Pekerjaan ini memiliki penghargaan finansial paling banyak yang terlampir pada posisi jalur managemen pada tingkatan itu.
Pilihan lainnya adalah memindahkan orang tersebut secara horizontal. Misalnya, memindahkan seorang karyawan produksi ke SDM untuk mengembangkan keterampilan baru dan untuk menguji dan menantang kecerdasan. Dan dalam sebuah makna, promosi adalah mungkin bahkan saat membiarkan orang itu pada pekerjaan yang sama. Sebagai contoh, biasanya Anda dapat memperkaya pekerjaan itu, dan memberikan pelatihan untuk menguatkan kesempatan mengambil tanggung jawab yang lebih besar.

D.    MENINGKATKAN KEBERAGAMAN MELALUI MANAJEMEN KARIR
  1. 1.       Sumber sumber bias dan diskriminasi dalam keputusan promosi
Wanita dan orang kulit berwarna cenderung mengalami kemajuan yang lebih lambat dalam organisasi, dan bias serta hal lain yang lebih sulit untuk dijelaskan sering menjadi penyebabnya. Meskipun sampai saat ini alasan tersebut belum pasti. Sebagai gantinya faktor – faktor sekunder seperti memiliki sangat sedikit karyawan kulit berwarna didepartemen perekrutan dapat menjadi penyebabnya. Kadang bias adalah sesuatu yang sifatnya tidak direncanakan dan tidak dapat dibuktikan. Dalam suatu studi orang kulit berwarna yang mengajukan promosi ebenarnya lebih berpengalaman, tetapi ironisnya dipandang sebagai yang tidak punya kemajuan.
Sama halnya, wanita tetap tidak berhasil mencapai puncak karir dalam jumlah yang proporsional dalam industri Amerika. Wanita adalah 40% dari total tenaga kerja, tetapi hanya 2% yang mencapai posisi manajemen puncak. Diskriminasi yamg jelas terlihat maupun yang samar, termasuk kepercayaan bahwa “wanita lebih memrntingkan keluarganya dan tidak memiliki dedikasi pada karirnya” menjadi penghalang bagi para manajer untuk menganggap para wanita sama seperti pria. Persahabatan internal “jaringan pria senior” yang mengadakan makan siang bersama, kegiatan sosial, atau pada pertemuan klub yang biasanya tidak untuk wanita, padahal seringkali pada kegiatan – kegiatan inilah keputusan – keputusan promosi dibuat. Kurangnya jumlah mentor wanita lebih menyulitkan lagi karena wanita tidak menemukan panutan dan pendukung yang mereka butuhkan untuk membantu memandu karir mereka. Tidak seperti kaum pria wanita juga harus berhadapan dengan keputusan “karir versus keluarga”, karena tanggung jawab pengasuhan anak dan pengelolaan rumah tangga tetap ada pada wanita.
Wanita dan laki laki juga menghadapi tantangan yang berbeda seiring dengan kemajuan karir mereka. Wanita melaporkan halangan yang lebih besar daripada laki – laki, dan kesulitan yang lebih besar dalam pengembangan penugasan dan kesempatan mobilitas geografis. Wanita harus lebih aktif untuk mendapatkan penugasan – penugasan tertentu. Karena pengembangan seperti ini sangat penting “organisasi yang berniat untuk membantu para manager wanita untuk lebih maju harus fokus ada menghilangkan halangan yang berkaitan dengan akses wanita pada pengembangan pengalaman”.
Dalam masalah ini, wanita yang merupakan kelompok minoritas adalah yang paling beresiko. Sampai tahun 2006 jumlah wanita Afrika Amerika, Asia Amerika, dan Hispanik dlam angkatan kerja Amerika akan tumbuh sampai 35%, 78% dan 25% berturut- turut. Sampai saat ini wanita kulit berwarna tetap hanya memiliki presentase kecil dalam posisi profesional dan manajerial dalam sektor swasta. Wanita kelompok minoritas dan nonminoritas memiliki pendapat yang berbeda mengenai apa yang menurut mereka menjadi kunci kesuksesan dalam karier. Wanita kelompok minoritas menyataakan dalam suatu survei bahwa faktor utama yang berkontribusi pada kemajuan karir mereka adalah akses pada penugasan yang menjadi fokus perhatian (51%), kinerja datas harapan (49%), dapat berkomunikasi dengan baik (47%), dan memiliki sponsor yang berpengaruh (44%). Dalam studi terpisah, wanita eksekutif kulit putih memilih kinerja melebihi harapan secara konsiten (77%) sebagai faktor terpenting, diikuti bersikap elegan yang cocok dengan para pria (61%), mencari penugasan yang sulit dan menjadi fokus perhatian (50%), dan memiliki pembimbing yang berpengaruh (37%). Wanita dari kelompok minoritas melaporkan bahwa penghalang utama dari kemajuan termasuk tidak memiliki pembimbing yang berpengarh (47%), kekurangan jaringan kerja informal dan rekan kerja yang penting (40%), kurangnya panutan wanita dari ras dan suku yang m=sama (29%), dan kurangnya penugasan yang menjadi fokus perhatian (28%).
Fakta tambahan adalah, program pengembangan karier perusahaan mungkin tidak konsisten dengan kebutuhan kelompok minoritas dan wanita dari kelompok minoritas. Contohnya, banyak program mengansumsikan bahwa tempat kerja berperan penting dalam kehidupan seseorang, tetapi kepentingan keluarga juga berpean penting dalam kehidupan. Sama halnya, program – program seperti ini juga mngeansumsikan bahwa jenjang karier adalah teratur, sekuensial, dan kontinu. Harus berhenti bekerja untuk sementara waktu demi kepentingan keluarga juga sering terjadi dalam jenjang karier banyak wanita dan orang kulit berwarna (dan mungkin juga pria), dan dalam kasus apapun studi tentang pria dan wanita perusahaan asing menyimpulkan tiga kegiatan pengembangan karir organisasi yaitu, program jenjang singkat, konseling individual, dan workshop perencaan karier yang lebih sedikit bagi wanita dibandingkan pria. Banyak yang mengacu pada halangan yang jelas dan tidak jelas pada kemajuan karier wanita ini sebagai halangan yang tidak diketahui.

  1. 2.      Mengambil langkah – langkah untuk meningkatkan kualitas keberagaman: prospek wanita dan minoritas
    1. Menghilangkan hambatan intitusional
Banyak praktek – prektek (seperti persyaratan rapat larut malam) terlihat netral dari sisi jenis kelamin, tetapi pada kenyataanya berpengaruh secara tidak proporsional pada wanita dan kelompok minoritas. Pengusaha harus mengidentifikasi praktik praktik seperti ini yang membuatnya lebih dapat diterima.
1.      Memperbaiki jaringan dan bimbingan
Untuk memperbaiki kesempatan jaringan kerja pada wanita, Mariott Internasional mengorganisasi sejumlah konferensi kepemimpinan bagi wanita. Pembicara menawarkan tips – tips yang dapat diterapkan bagi kemajuan karier dan berbagi pengalaman. Lebih penting lagi, konferensi tersebut memberikan sejumlah kesempatan informal seperti makan siang bagi karyawan wanita Mariott untuk bertemu dan membangun hubungan bisnis.

2.      Mengeliminasi penghalang yang tidak jelas
Mengeliminasi penghalang yang tidak jelas membutuhkan lebih dari sekedar perintah seorang CEO, karena biasannya persoalan yang dihadapi bersifat sistemik. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli, “akar diskriminasi jenis kelamin terbentuk pada tingkat dasar tingkat praktik – praktik kerja, norma – norma budaya, dan citra yang tampak tidak jelas… orang bahkan tidak memperhatikannya, mempertanyakan hal itu sendirian. Tapi semua itu menciptakan pola kerugian yang tidak jelas yang menghalangi semua wanita”. Hal – hal yang rumit menjadi fakta ketika muncul pertentangan dengan halangan ini, kemudian wanita mnganggapnya tidak terkait dengan penghalang yang tidak terstruktur (tidak jelas), tpi menganggap hal tersebut merupakan ketidakmampuan mereka sendiri. Sebagi contoh, sejumlah rapat yang dilakukan setelah jam kerja mungkin merupakan norma pada perusahaan yang tumbuh berkembang dengan cepat. Bagi wanita yang bertangng jawab pada keluarga, tidak hadir pada rapat seperti ini dapat mengahambat prospek kemajuan mereka. Menjadwalkan kembali rapat setelah jam kerja akan (seperti tlah dinyatkan datas) membuat perbedaan bagi wanita dengan kewajiban pengasuhan anak.
3.      Menerepkan jadwal yang fleksibel dan jalur karier
Struktur promosi yang tidk fleksibel (seperti “anda harus memiliki pengalaman kerja 8 tahun dengan jam kerja 70 jam per minggu untuk dapat melamar sebagai keryawan”). Dapat menempatkan wanita yang sering kali harus brtanggung jawab mengurus anak diposisi yang dirugikan. Misalnya dibanyak perusahaan akuntan besar “lebih banyak pria yang berhasil masuk dari banyak yang melamar sebagai karyawan. Tapi lebih sedikit wanita yang berhasil diterima, sehingga lebih sedikit yang melamar atau berada pada posisi yang berharga ini”. Satu solusi, seperti pada Deloitte san Touche, adalah menerapkan jalur karier (termasuk pengurangan jam kerja, dan jadwal kerja tahunan yang lebih fleksibel) yang memungkinkan wanita secara berkala mengurangi jam kerja mereka, tetapi tetap pada jalur kerjasama.
E.     MANAJEMEN KARIER DAN KOMITMEN KARYAWAN
Globalisasi dunia ekonomi sedang memberikan kejutan dalam berbagai cara. Produk dan pelayanan bervariasi dari mobil sampai computer hingga perjalanan udara, telah semakin mampu memberikan harga murah, kualitas yang lebih baik, serta produktivitas dan kualitas hidup yang lebih tinggi.
Tapi, semua kemajuan ini bukan tanpa biaya. Paling tidak dalam jangka pendek, efisiensi biaya, dan perbaikan produktivitas yang sama yang dihasilkan oleh proses globalisasijuga telah memicu sejumlah besar dan terus berlangsungnya ketidaknormalan dalam angkatan kerja. Hasrat untuk mencapai efisiensi menggiring perusahaan untuk mengurangi jumlah karyawan, dan “melakukan lebih dengan yang sedikit.” Hal ini menyebabkan ribuan penggabungan, besar, dan kecil, dengan tujuan spesifik untuk mengeliminasi kelebihan beban; dengan kata lain, menutup duplikasi cabang dan kantor pendukung kegiatan. Dan dengan perubahan pemegang saham dalam perusahaan, penggabungan, dan pengurangan karyawan, makin banyak karyawan diberhentikan.
Dapat dipahami perubahan-perubahan seperti ini menyebabkan banyak karyawan mempertanyakan mengapa mereka harus setia kepada perusahaannya. “Mengapa” mungkin mereka bertanya, “saya harus loyal pada perusahaan jika perusahaan membuang saya jika perusahaan memutuskan akan mengurangi biaya lagi?.” Karyawan yang pandai saat ini cenderung berpikir bahwa diri mereka adalah seorang agen yang bebas, untuk melakukan yang terbaik, tapi juga bersiap-siap untuk pindah ke karier yang lain, ke perusahaan yang berbeda. kontrak “psikologis”karyawan perusahaan di masa lalu mungkin adalah “lakukan yang terbaik dan loyal lah pada kami, kami akan mengurus karier anda.” Saat ini berganti menjadi “lakukan yang terbaik dan loyallah kepada kami selama anda berada di sini, dan kami akan memberi anda kesempatan pengembangan yang akan anda butuhkan untuk berpindah dan mencapai keberhasilan dalam karier anda.” Dalam situasi seperti ini, pengusaha mungkin berpikir apa yang akan mereka lakukan untuk menjaga komitmen karyawan, dan meminimalisasi pengunduran diri sukarela karyawan dan meningkatkan kinerja mereka.

Upaya-upaya pengembangan karier yang berorientasi pada komitmen
Proses perencanaan dan pengembangan karier dari pengusaha dapat dan harus memegang peranan penting dalam proses ini. Melalui proses inilah pengusaha mendukung upaya karyawan untuk menguji dan mengembangkan keberhasilan tujuan kariernya, dan untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman yang mendukung persyaratan tujuan-tujuan ini. Dengan pengelolaan yang efektif, proses pengembangan karier pengusaha harus memberi tanda bahwa pengusaha peduli pada keberhasilan karier karyawan, dan oleh karena itu layak mendapatkan komitmen karyawannya. Program pengembangan karier dan penilaian berorientasi pada karier dapat memfasilitasi hal ini.
Program Pengembangan Karier
Bahwa hampir semua perusahaan besar (dan banyak yng lebih kecil) menyediakan pelayanan perencanaan dan pengembangan karier. Biasanya dengan pemberian biaya kuliah dan bantuan pengembangan lainnya juga tersedia untuk membantu karyawan mengembangkan ketrampilan yang mereka butuhkan untuk maju.

Penilaian Berorientasi Karier
Hanya sedikit tempat kerja yang memberikan kesempatan yang cukup besar pada karyawan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan karier, penilaian pertengahan tahun, maupun penilaian tahunan. Penilaian kinerja seharusnya tidak hanya berkaitan dengan mengatakan bagaimana seseorang melakukan suatu pekerjaan, tetapi juga memberikan waktu yang memungkinkan bagi seorang karyawan untuk menghubungkan kinerja tersebut dengan minat kariernya, serta kebutuhan-kebutuhan pengembangannya ke dalam suatu rencana karier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar